Menuju konten utama

Penyelidik Saudi Dituduh Sengaja Hapus Bukti Pembunuhan Khashoggi

Pejabat Turki menyebut dua orang dari tim yang ditugaskan Saudi itu "datang ke Turki hanya untuk menutupi bukti."

Penyelidik Saudi Dituduh Sengaja Hapus Bukti Pembunuhan Khashoggi
Sejumlah jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - Sejumlah anggota tim dari Arab Saudi yang membantu penyelidikan kasus kematian Jamal Khashoggi dituding sengaja dikirim untuk menghapus bukti kematian jurnalis berusia 60 tahun itu, demikian pernyataan seorang pejabat pemerintah Turki pada Senin (5/11/2018).

Pejabat terkait mengonfirmasi laporan media lokal Turki, Sabah yang menulis bahwa 11 orang anggota tim penyidik dari Arab Saudi ditugaskan juga untuk melenyapkan barang bukti. Para ahli itu terdiri dari ahli kimia dan toksikologi yang datang sembilan hari setelah Khashoggi meninggal.

Pejabat Turki menyebut dua orang dari tim yang ditugaskan Saudi itu "datang ke Turki hanya untuk menutupi bukti." Mereka bekerja sebelum polisi mengumpulkan bukti-bukti di Konsulat Jenderal Arab Saudi, tempat Khashoggi dibunuh, jelas si pejabat.

Pejabat itu mengatakan, fakta adanya tim yang berusaha menghapus barang bukti semakin memperkuat dugaan keterlibatan pejabat tinggi Arab Saudi atas pembunuhan Khashoggi. Sayangnya, pejabat itu sengaja merahasiakan identitas sebab menurutnya itu sesuai dengan aturan pemerintah Turki.

Dua ahli yang disebut-sebut pejabat itu dalam laporan Sabah diidentifikasi sebagai Ahmed Abdulaziz Al-Janobi dan Khaled Yahya al-Zahrani.

Hal ini merupakan serangkaian kebocoran informasi dari para pejabat Turki yang tampaknya bertujuan untuk terus menekan Arab Saudi dan memastikan kasus pembunuhan Khashoggi tidak ditutup-tutupi.

Sepekan sebelumnya, Kepala Jaksa Istanbul yang memimpin penyelidikan telah mengumumkan bahwa Khasshoggi, dicekik begitu dia memasuki Konsulat pada 2 Oktober 2018. Ia menyebut tubuh Khashoggi juga dimutilasi sebelum dihilangkan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada The Washington Post pekan lalu bahwa perintah untuk membunuh Khashoggi berasal dari pemerintahan tingkat tinggi Saudi. Masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk "mengungkap para dalang" di balik pembantaian ini.

Pemerintah Turki sebenarnya berusaha mengekstradiksi 18 tersangka yang sudah ditahan di Arab Saudi agar bisa diadili di Turki. Mereka termasuk anggota "regu penindas" Saudi yang diduga dikirim ke Istanbul untuk melenyapkan Kolumnis Washington Post yang kerap mengkritik Mohammed bin Salman itu.

Arab Saudi juga mulai mengubah pernyataan untuk meredam kemarahan internasional, yaitu mengakui bahwa pembunuhan Khashoggi memang direncanakan seperti bukti-bukti yang dibeberkan Turki.

Pada Sabtu (3/11/2018) lalu, Sabah yang dekat dengan pemerintahan Turki, mengatakan jasad Khashoggi yang masih belum ditemukan itu, dipotong-potong dan dikeluarkan dari Konsulat Saudi dalam lima koper. Sebelumnya seorang pejabat juga mengatakan tubuh Khashoggi itu dihilangkan memakai larutan asam.

Sementara itu dua putra Khashoggi meminta jenazah ayah mereka dikembalikan ke pangkuan keluarga. Mereka juga berharap Khashoggi tidak mati dalam keadaan yang menderita.

“Semua yang kami inginkan saat ini adalah untuk menguburnya di Al-Baqi (kuburan) di Madinah bersama anggota keluarganya yang lain," kata Salah Khashoggi.

"Saya sudah membicarakan itu dengan pemerintahan Saudi dan berharap itu bisa terwujud sesegera mungkin," pungkasnya, seperti dikutip Associated Press.

Baca juga artikel terkait PEMBUNUHAN JURNALIS atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra