Menuju konten utama

Penasihat Erdogan Duga Tubuh Jamal Khashoggi Dilarutkan dengan Asam

Tubuh Jamal Khashoggi belum ditemukan hingga sebulan setelah ia dinyatakan dibunuh di dalam Konsulat Jenderal Arab Saudi.

Penasihat Erdogan Duga Tubuh Jamal Khashoggi Dilarutkan dengan Asam
Kepolisian Turki menyelidiki petunjuk atas dugaan pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi di sebuah tempat parkir bawah tanah setelah beberapa hari sebelumnya petugas berwenang menemukan mobil milik Konsulat Arab Saudi yang ditinggalkan, Istanbul, Turki (23/10/18). AP Photo/Emrah Gurel

tirto.id - Penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Yasin Aktai pada Minggu (3/11/2018) waktu setempat menyatakan tubuh Jamal Khashoggi telah dilarutkan dalam asam atau bahan kimia lain setelah dimutilasi. Menurutnya hal itu masuk akal, sebab tubuh Khashoggi belum ditemukan hingga sebulan setelah ia dinyatakan dibunuh.

“Tubuh Khashoggi dipotong-potong terlebih dahulu kemudian dilarutkan untuk menghilangkan jejak,” jelas Aktai seperti dilansir dari Assosiated Press, Senin (5/11/2018).

Aktai menyakini bahwa "tidak ada cara dan formula lain" yang jadi alasan mengapa tubuh Kashoggi belum ditemukan setelah sebulan kematiannya, selain pemakaian bahan kimia tersebut. Akan tetapi dalam penjelasannya itu, Aktai tidak memberikan bukti apa pun untuk memperkuat pernyataannya.

Tim forensik yang menangani penyelidikan pembunuhan ini pun membantah teori Aktai tersebut, bahwa menghilangkan tubuh menggunakan zat asam dapat memakan waktu berbulan-bulan.

Seperti diwartakan The Guardian, pernyataan Aktai tersebut muncul setelah mendengar dari Kepala Jaksa Istambul, Irfan Fidan bahwa tubuh Khashoggi "dipotong dan dihancurkan".

Arab Saudi sebelumnya sudah menyatakan bahwa jenazah tubuh Kashoggi yang utuh dibungkus dengan karpet dan dibuang oleh “kaki tangan setempat”, meskipun Jaksa Agung Saudi, Saud Al-Mojeb, kembali tidak mengakui hal tersebut dalam pembicaraan dengan Jaksa Istanbul pekan ini.

Beberapa informasi menyatakan bahwa pembunuhan Khashogi ada hubungannya dengan pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS). The Guardian memberitakan bahwa pangeran menyebut Khashoggi sebagai “islami berbahaya” dalam panggilan telepon dengan Jared Kusher, penasihat Gedng Putih, tepat sebelum Kashoggi tewas.

Erdogan juga menyatakan bahwa rencana pembunuhan ini datang dari pihak petinggi pemerintahan Arab Saudi. Tapi ia tidak percaya jika Raja Salman yang memerintahkan pembunuhan itu.

Jenazah Khashoggi belum ditemukan sejak ia menghilang di dalam Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018 lalu. Pembunuhan jurnalis The Washington Post berusia 60 tahun ini menghebohkan dunia internasional karena kecurigaan ada keterlibatan Putra Mahkota di dalam pembunuhan itu.

Khashoggi, sebelum kematiannya kerap mengkritik penindasan dan kekerasan yang dilakukan MBS terhadap perbedaan pendapat dan demokrasi. Associated Press menyebut, puluhan aktivis Saudi, penulis, ulama, bahkan para wanita ditahan karena menyuarakan pendapatnya soal kebijakan MBS.

Baca juga artikel terkait PEMBUNUHAN JURNALIS atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Hukum
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra