Menuju konten utama

Penyebab Kanker Kandung Kemih & Gejalanya yang Perlu Diwaspadai

Berikut ini penyebab kanker kandung kemih dan gejalanya yang perlu diwaspadai.

Penyebab Kanker Kandung Kemih & Gejalanya yang Perlu Diwaspadai
Ilustrasi Kanker Kandung Kemih. foto/Isotckphoto

tirto.id - Kanker kandung kemih adalah jenis kanker yang cukup umum menyerang masyarakat Indonesia.

Menurut Kementerian Kesehatan, pada 2018 tercatat ada 6.716 kasus baru kanker kandung kemih, dengan angka kematian mencapai 3.375 jiwa.

Sementara itu, dikutip situs Medical News Today, kanker kandung kemih berada di urutan ke-10 sebagai kanker paling umum di dunia, dan urutan keempat sebagai kanker yang umum diderita pria.

Penyakit kanker kandung kemih terjadi ketika sel-sel di dalam kandung kemih tumbuh tidak terkendali dan membentuk sel kanker.

Jika terus tumbuh, sel kanker bisa menyebar ke jaringan di sekitar kandung kemih, atau menyebar ke organ lain yang lebih jauh, seperti hati, tulang, dan paru-paru.

Kandung kemih sendiri adalah organ berongga yang berada di panggul bawah. Organ ini memiliki dinding otot yang fleksibel sehingga dapat meregang.

Fungsi utama dari kandung kemih adalah menyimpan urine yang dihasilkan dari penyaringan ginjal.

Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Kandung Kemih

Penyebab kanker kandung kemih adalah adanya perubahan (mutasi) pada sel-sel di dalam kandung kemih.

Mutasi ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak terkendali, sehingga membentuk sel kanker yang dapat menyebar (metastasis) ke organ tubuh lain.

Hingga kini, belum diketahui secara jelas apa penyebab sel-sel tersebut bermutasi menjadi sel kanker.

Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker kandung kemih, berikut ini:

  • Memiliki jenis kelamin laki-laki
  • Berusia di atas usia 55 tahun
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Menderita diabetes tipe 2
  • Pernah melakukan kemoterapi
  • Sempat menggunakan kateter urine dalam jangka panjang
  • Pernah terpapar bahan kimia, seperti arsenik atau bahan kimia untuk pembuatan kulit, karet, tekstil, ataupun cat
  • Pernah menderita kanker, atau memiliki keluarga yang pernah menderita kanker
  • Pernah melakukan radioterapi untuk mengatasi kanker di dekat kandung kemih, seperti kanker usus
  • Sudah mengalami menopause dini, yaitu di bawah usia 45 tahun
  • Pernah atau sedang menderita infeksi saluran kemih dan batu kandung kemih menahun
  • Menderita schistosomiasis dan tidak diobati

Gejala Kanker Kandung Kemih

Berbagai gejala kanker kandung kemih dapat dideteksi sejak dini. Jika Anda menemukan darah dalam urine (hematuria), sehingga warna urine menjadi kemerahan atau kecoklatan, maka Anda perlu segera mengatasi hal ini.

Selain itu, ada beberapa gejala kanker kandung kemih yang perlu diwaspadai. Beberapa gejala kanker kandung kemih seperti dilansir dari Gleneagles di antaranya adalah:

  • Rasa nyeri, perih, atau terbakar saat berkemih;
  • Jumlah urine sedikit dan tersendat;
  • Peningkatan frekuensi berkemih;
  • Tidak bisa menahan buang air kecil (inkontinensia urine).
Kanker kandung kemih dapat berkembang menjadi lebih parah ke tingkat lebih lanjut. Beberapa gejala di mana kanker kandung kemih berkembang ke bagian tubuh lain, di antaranya adalah:

  • Nyeri pada punggung, panggul, atau tulang;
  • Nafsu makan berkurang hingga menghilang;
  • Berat badan mengalami penurunan;
  • Terjadi pembengkakan di tungkai.

Cara Mengobati Kanker Kandung Kemih

Untuk mengobati kanker kandung kemih, ada berbagai cara yang bisa dilakukan, tergantung pada tingkat keparahan, serta sejauh mana kanker sudah menyerang dinding kandung kemih Anda.

Jika kanker kandung kemih masih dalam stadium awal (superfisial), maka terapi yang dapat dilakukan di antaranya adalah:

1. Reseksi transuretral tumor kandung kemih atau trans-urethral resection of bladder tumour (TURBT).

Prosedur ini adalah bedah invasif minimal dengan menggunakan alat resektoskop yang dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui uretra (saluran kemih). Tujuannya agar tumor atau sel-sel kanker kandung kemih terpotong atau terbakar dengan arus listrik.

2. Kemoterapi intravesikal.

Prosedur ini biasanya disarankan setelah prosedur TURBT. Dengan prosedur ini, dokter akan menyuntikkan obat kanker kandung kemih langsung ke dalam kandung kemih melalui kateter.

3. Tindak lanjut setelah terapi.

Prosedur ini perlu dilakukan karena karena kanker kandung kemih dalam stadium awal cenderung untuk kambuh.

Jika kanker kandung kemih sudah mencapai stadium lanjut (invasif), maka Anda akan direkomendasikan beberapa hal ini:

  • Terapi biologis dengan bakteri BCG (Bacillus Calmette-Guerin) hidup yang sudah dilemahkan.
Terapi ini bertujuan memicu respons kekebalan terhadap sel-sel kanker kandung kemih. Dalam prosedur ini, bakteri akan disuntikkan langsung ke dalam kandung kemih dengan menggunakan kateter.

  • Kemoterapi.
Prosedur ini dilakukan dengan memberikan obat kanker kandung kemih secara intravena.

Tujuannya agar obat kanker beredar dalam darah dan mencapai hampir setiap organ dalam tubuh. Obat ini dapat diberikan secara oral.

  • Sistektomi radikal.
Prosedur ini merupakan pembedahan untuk mengangkat seluruh kandung kemih, kelenjar getah bening di sekelilingnya, dan organ sekitar yang sudah menjadi kanker.

  • Radioterapi.
Terapi ini menggunakan sinar energi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker dan meredakan gejala yang disebabkan oleh penyakit kanker.

Baca juga artikel terkait KANKER KANDUNG KEMIH atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno