tirto.id - Kepala Kelompok Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa menginformasikan saat ini terjadi dampak tidak langsung siklon tropis Kammuri yang menyebabkan cuaca panas akhir-akhir ini di Jogja, Selasa (3/12/2019).
"Desember ini terjadi anomali cuaca, matahari posisinya sudah di selatan seharusnya saat ini pusat tekanan udara rendah mengikuti matahari, tetapi yang terjadi masih ada siklon tropis Kammuri di Filipina yang mengakibatkan angin monsun Australia bertiup ke utara mengikuti siklon tropis Kammuri ini," ujar Sigit saat dihubungi redaksi Tirto.
Sigit menambahkan hal ini mengakibatkan kelembapan udara rendah, udara kering dan pembentukan awan di Jogja juga rendah sehingga menyebabkan cuaca panas di Jogja dan sekitarnya.
"Kalaupun ada awan hujan ini sifatnya lokal atau sporadis jadi tidak merata," ujar Sigit.
Sementara terkait datangnya musim hujan di wilayah Jogja Sigit mengatakan perkiraan musim hujan akan terjadi pada pertengahan Desember.
Selain mengakibatkan dampak tidak langsung di Jogja, siklon tropis Kammuri juga mengakibatkan permukaan air laut di Buru memingkat.
Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura BMKG Ambon, Oral Sem Wilar menginformasikan terjadinya kenaikan permukaan air laut (storm surge) di Desa Wamlana dan Dusun Siompo, Kecamatan Fenalisela, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku pada 2 Desember 2019 pukul 03.00 dan 20.00 WIT, Selasa (3/12/2019).
Menurutnya kenaikan permukaan air laut ini dipengaruhi oleh siklon tropis Kammuri di Filipina. "Jadi storm surge terjadi karena siklon tropis, badai besar atau sering disebut topan yang menyebabkan angin yang kuat sehingga mendorong anginnya ke daerah pesisir," katanya saat dikonfirmasi di Ambon, seperti dilansir laman Antara.
Angin tersebut, menurut dia, membuat air laut pasang ke daerah pesisir pantai sehingga menyebabkan banjir.
"Storm surge sangat berbahaya bagi masyarakat yang mendiami daerah pesisir," kata Oral Sem Wilar.
Editor: Agung DH