tirto.id -
Para pengusaha Indonesia yang mengikuti The 13th Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2016 di Kuala Lumpur, Malaysia, merasakan besarnya manfaat keikutsertaan mereka dalam pameran tersebut.
Selain mengadakan transaksi, para pengusaha Indonesia juga dapat mempelajari perkembangan produk dari negara-negara peserta lainnya dalam pameran yang berlangsung sejak 30 Maret hingga 2 April tersebut.
Hajjah Sulami Bahar, pengusaha produk makanan olahan dari buah-buahan merasakan manfaat keikutsertaannya, karena dapat bertemu dengan para pembeli potensial dari mancanegara.
"Hari ini cukup banyak pengunjung yang singgah untuk mengetahui produk-produk yang ditawarkan. Bahkan ada seorang pengusaha asal Cina yang ingin membeli dalam partai besar produknya. Dia mau beli hingga 10 kontainer," ungkapnya.
Hal senada disampaikan Katrin, pengusaha bawang goreng berdomisili di Jakarta yang mendapatkan pesanan untuk Jepang.
"Nanti pembeli tersebut akan melihat pabrik kami untuk memastikan sejauh mana kemampuan produksinya," ucap dia sambil menjelaskan produk bawang gorengnya ini telah mendapatkan pasaran kuat di dalam negeri dan dijual di pasar swalayan besar di Tanah Air.
Dalam pameran itu, sejumlah UKM Indonesia yang turut serta di antaranya berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, DKI Jakarta atau pun Riau.
Aneka produk halal Indonesia turut diperkenalkan ke pasar internasional melalui pameran tersebut.
"Dengan mengikuti pameran tersebut diharapkan masyarakat internasional makin mengenal produk-produk halal Indonesia," kata Atase Perdagangan KBRI Kuala Lumpur, Fajarini Puntodewi di Paviliun Indonesia dalam pameran MIHAS 2016, Rabu, (31/3/2016).
Dalam beberapa tahun terakhir ini, jumlah transaksi produk halal Indonesia terus meningkat dan minat konsumen mancanegara pun terus bertambah.
Ini menunjukkan bahwa kualitas, harga maupun kemampuan berproduksi produk halal Indonesia sudah mampu bersaing dengan produk halal dari negara lain.
"Sepanjang keikutsertaan Indonesia dalam pameran ini, hasil transaksi menunjukkan tren meningkat, dan tahun 2016 diharapkan diatas 2,5 juta ringgit," ungkap Puntodewi. (ANT)