Menuju konten utama

Pengguna Aset Kripto Naik, Zulhas Yakin RI Pimpin Pasar Dunia

Terdapat enam provinsi yang memiliki minat tinggi terhadap kripto. Terdiri dari Bali, DKI Jakarta, Banten, Yogyakarta, Kepulauan Riau dan Jawa Barat.

Dalam foto 3 April 2013 ini, Mike Caldwell, seorang insinyur perangkat lunak berusia 35 tahun, memegang token 25 Bitcoin di tokonya di Sandy, Utah. Bitcoin adalah mata uang online yang memungkinkan orang untuk melakukan transaksi one-to-one, membeli barang dan jasa dan menukar uang lintas batas tanpa melibatkan bank, penerbit kartu kredit, atau pihak ketiga lainnya. Kabinet Thailand telah setuju untuk merancang undang-undang untuk mengatur perdagangan mata uang kripto, berusaha untuk memajaki pasar yang sebagian besar tidak diatur. Juru bicara pemerintah Nathporn Chatusripitak mengatakan Selasa, Kementerian Keuangan juga mengusulkan peraturan baru untuk membantu mencegah penggunaan mata uang digital dalam pencucian uang dan penipuan. AP PHOTO / Rick Bowmer

tirto.id - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menuturkan, pasar aset kripto di tanah air semakin meningkat. Dari data Bappebti tercatat jumlah pelanggan atau pengguna aset kripto sebanyak 11,2 juta pada 2021.

Angka tersebut naik 48,7% dibandingkan akhir November 2022 yang tercatat sebanyak 16,55 juta orang di dominasi oleh kaum milenial. Sementara itu, Zulhas begitu sapaan akrabnya menuturkan dari data yang dihimpun dari coinfolk, terdapat enam provinsi yang memiliki minat tinggi terhadap kripto. Terdiri dari Bali, DKI Jakarta, Banten, Yogyakarta, Kepulauan Riau dan Jawa Barat.

“Kondisi ini semua menunjukkan bahwa potensi pasar aset kripto di Indonesia masih sangat besar dan bukan tidak mungkin Indonesia dapat menjadi salah satu pemimpin pasar aset kripto di dunia,” tutur Zulkifli Hasan dikutip dari rilis Kemendag program bulan literasi aset kripto 2023, Jakarta, Kamis (2/2/2023).

Kemudian, perdagangan pasar fisik aset kripto di Indonesia pada 2022 tercatat nilai transaksi sebesar Rp296,66 triliun. Nilai tersebut turun dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp859,4 triliun. Sedangkan, pada 2020 nilai transaksinya sebesar 64,9 triliun.

“Meskipun pada 2022, nilai transaksi aset kripto mengalami penurunan pasar yang mengalami tren saham melemah (bearish), tapi di sisi lain semakin banyaknya perusahaan seperti Meta, Google, dan Twitter yang mulai mengintegrasikan teknologi blockchain dalam kegiatan usahanya. Hal ini membuktikan bahwa bursa asset kripto akan berkembang pesat pada tahun ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, pihaknya menargetkan Indonesia akan memiliki kelembagaan bursa aset kripto yang secara khusus menjadi tempat perdagangan aset kripto setidaknya untuk pertengahan 2023. Kebutuhan akan kelembagaan bursa aset kripto pada 2023, disebabkan oleh sebuah prediksi yang nantinya pada 2023 ini aset kripto akan meningkat pesat jika dilihat dari sisi blockchain yang merupakan cikal bakal dari teknologi aset kripto.

Zulhas menjelaskan, teknologi blockchain merupakan salah satu implementasinya adalah aset kripto yang terus mengalami perkembangan. Tetapi dia mengklaim, bangsa Indonesia telah berusaha mengikuti perkembangan tersebut. Salah satunya dengan melakukan penyesuaian berbagai regulasi. Hal itu dilakukan agar bisa mengatur ekosistem penyelenggaraan aset kripto yang wajar serta adil mengutamakan perlindungan bagi masyarakat sebagai pelanggan.

Baca juga artikel terkait INVESTASI KRIPTO atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Bisnis
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Intan Umbari Prihatin