Menuju konten utama

Penggerak Roda Depan Xpander, Kelemahan atau Keunggulan?

Dengan sistem penggerak roda depan, maka transmisi menjadi satu dengan mesin sehingga lebih ringkas. Selain itu, tak ada propeller shaft seperti pada mobil penggerak roda belakang.

Penggerak Roda Depan Xpander, Kelemahan atau Keunggulan?
Model berpose di mobil Mitsubishi Xpander pada launching pertamanya di GIIAS 2017 di ICE, BSD City, Tangerang, Kamis (10/8). tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Duo penantang baru dari Toyota Avanza hadir di GIIAS 2017, yaitu Wuling Confero dan Mitsubishi Xpander. Keduanya hadir dengan platform yang berlawanan dalam hal penggerak roda, Wuling Confero mengusung sistem penggerak roda belakang alias Rear Wheel Drive (RWD) atau sama dengan yang digunakan Avanza. Sementara itu, Mitsubishi Xpander memilih menggunakan sistem penggerak roda depan atau Front Wheel Drive (FWD).

Persepsi umum konsumen di Indonesia, mobil penggerak roda belakang lebih gahar melahap medan-medan tanjakan ekstrem daripada mobil penggerak roda depan. Hal ini pun diakui oleh Head of Mitsubishi Motors Corporation (MMC) Technical Service Department PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors Boediarto.

Lalu kenapa Xpander memakai penggerak roda depan? Ia memberikan beberapa catatan soal penggunaan penggerak roda pada Xpander.

“Banyak sekali pertimbangannya, salah satunya jumlah komponen lebih simpel kalau penggerak roda depan,” kata Boediarto di booth Mitsubishi di GIIAS 2017, ICE, BSD, Tangerang, Senin (14/8/2017)

Ia menjelaskan dengan sistem penggerak depan, maka transmisi menjadi satu dengan mesin sehingga lebih ringkas, karena tak ada propeller shaft seperti pada mobil penggerak roda belakang. Efek yang bisa dimaksimalkan adalah kabin mobil bisa didesain secara maksimum untuk banyak tempat penyimpanan, ruang kaki lebih luas, dan lainnya.

“Memang ada kelemahannya, tapi apa iya kelemahannya muncul setiap hari. Kondisi berkendara kita seberapa sih setiap hari, berapa persen orang pakai di tanjakan yang ekstrem sehingga nggak mampu nanjak? Sebenarnya mampu, asal pakai ancang-ancang, pakai teknik khusus bisa,” kilah Boediarto.

Boediarto kembali menegaskan Xpander pada dasarnya dikembangkan sebagai mobil penumpang yang mayoritas mobil penumpang di dunia umumnya pakai penggerak roda depan. Di Indonesia, mobil-mobil penumpang ada yang pakai penggerak roda belakang karena awalnya dikembangkan dari mobil komersial seperti pick up. Contoh yang paling umum adalah lahirnya Toyota Kijang 40 tahun lalu.

Ia menambahkan dengan komponen lebih sedikit pada mobil penggerak roda depan, maka tentu bobot mobil bisa lebih ringan. Sehingga beban yang diterima mesin lebih ringan, yang berujung pada konsumsi bahan bakar pun harusnya lebih hemat.

Bagaimana dengan Avanza? Toyota Avanza sama seperti Wuling Confero menggunakan sistem penggerak roda belakang. Executive General Manajer Toyota Astra Motor, Fransiscus Soerjopranoto, mengatakan Toyota Avanza tetap menggunakan sistem penggerak roda belakang karena memberikan dorongan tenaga lebih besar untuk kendaraan yang mampu memuat tujuh orang penumpang

"Kenapa kami lakukan itu, karena kami punya sejarah dengan Toyota Kijang. Kijang itu dibuat untuk angkut orang, juga barang...Itu yang kami pertahankan sampai sekarang," kata Soerjopranoto dikutip dari Antara.

Baca juga:

Soerjopranoto mengatakan bila Avanza menggunakan sistem penggerak roda depan untuk mencari akselerasi, maka Avanza kehilangan salah satu keunggulan yaitu daya dorongnya.

"Nanti kalau ada perubahan ke roda depan, mungkin ada suatu keuntungan ke pelanggan yang berkurang. Misalnya kami ingin tekankan pada efisiensi bahan bakar, namun secara daya angkut tidak akan seperti penggerak roda belakang," katanya.

"Penggerak roda depan itu digunakan pada mobil sedan pada mulanya karena mengharapkan efisiensi dan akselerasi," kata Soerjopranoto.

Intinya kedua sistem penggerak itu memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Yang paling penting bagi konsumen, adalah membeli produk sesuai dengan karakter dan kebutuhannya.

Baca juga artikel terkait GIIAS 2017 atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Otomotif
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Yuliana Ratnasari