tirto.id - Teks eksplanasi adalah teks yang memaparkan penjelasan informasi tentang fenomena kausalitas atau sebab akibat.
Untuk membedakan jenis teks eksplanasi dengan teks lainnya, terdapat struktur dan ciri-ciri yang terdapat di dalam teks eksplanasi.
Fenomena kausalitas dalam teks eksplanasi dapat berupa fenomena sosial, budaya, politik, hukum, ekonomi, maupun fenomena alam.
Seperti yang dilansir dari laman ed Place, teks eksplanasi dipahami sebagai jenis teks non-fiksi dan di dalamnya menjelaskan suatu proses, misalnya bagaimana sesuatu bekerja atau mengapa sesuatu terjadi.
Eksplanasi memiliki dua orientasi utama, yakni untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana. Keduanya sering muncul dalam sebuah teks eksplanasi.
Struktur teks eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki struktur baku sebagaimana halnya jenis teks lainnya. Sesuai dengan karakteristik umum dari isinya, teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut, dikutip dari bukuBahasa Indonesia.
1. Identifikasi fenomena (phenomenon identification)
Pada struktur ini akan ada proses mengidentifikasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomena-fenomena lainnya.
2. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence)
Pada struktur ini, akan ada proses memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.
a. Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan urutan waktu.
b. Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat.
3. Ulasan (review)
Pada struktur ulasan terdapat bagian yang berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya.
Ciri-Ciri teks eksplanasi
Menurut Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia, teks eksplanasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Teks eksplanasi menggunakan banyak kata yang bermakna denotatif.
Penggunaan banyak kata yang bermakna denotatif itu, ditandai dengan adanya penggunaan konjungsi, kata ganti, dan kata teknis.
a. Penggunaan konjungsi
Sebagai teks yang berisi paparan proses, baik itu secara kausalitas maupun kronologis, teks eksplanasi menggunakan banyak konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
- Konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
Contoh :
Ada beberapa faktor yang paling mendasar dan menjadi penyebab terjadinya pengangguran. Pengangguran biasanya terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dan kesempatan kerja.
- Konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.
Teks eksplanasi yang berpola kronologis juga menggunakan banyak keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya.
Contoh :
Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan kelima rambut-rambut mulai tumbuh pada kepala.
Selama bulan keenam, alis dan bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orang tua dengan kulit merah berkeriput.
Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit sehingga perlahan-lahan menghilangkan sebagian keriput pada kulit. Kaki membulat, kuku keluar pada ujung-ujung jari, rambut asli rontok terus menjadi sempurna, dan siap dilahirkan.
b. Penggunaan kata ganti
Berkaitan dengan kata ganti yang digunakan, teks eksplanasi merujuk pada jenis fenomena yang dijelaskannya dan bukan berupa persona.
Kata ganti yang digunakan untuk fenomena itu dapat berupa kata benda, baik konkret maupun abstrak, seperti demonstrasi, banjir, gerhana, embrio, kesenian daerah; dan bukan kata ganti orang, seperti ia, dia, mereka.
Hal tersebut disebabkan, karena objek yang dijelaskannya itu berupa fenomena, tidak berbentuk personal (nonhuman participation), dalam teks eksplanasi itu pun ditemukan banyak kata kerja pasif.
Hal itu seperti kata-kata berikut: terlihat, terbagi, terwujud, terakhir, dimulai, ditimbun, dan dilahirkan.
c. Penggunaan kata teknis
Di dalam teks eksplanasi pun dijumpai banyak kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan topik yang dibahasnya.
Apabila topiknya tentang kelahiran, maka akan banyak ditemukan istilah biologi yang muncul. Sama halnya dengan topik kesenian daerah, maka akan banyak istilah budaya yang muncul.
2. Teks eksplanasi memiliki kaidah kebahasaan
Berikut ini adalah beberapa poin utama kaidah kebahasaan dari teks eksplanasi.
a. Pola pengembangan kronologis akan banyak menggunakan konjungsi kronologis seperti: kemudian, akhirnya, selanjutnya, sekarang, sebelumnya, dan sejenisnya.
b. Pola pengembangan kausalitas (sebab-akibat) akan memiliki konjungsi kausalitas seperti: sebab, karena, akibatnya, dan sejenisnya.
c. Menggunakan kata peristilahan atau teknis seperti: industri pariwisata, otomotif, sektor pertanian, dsb.
d. Menggunakan kata benda fenomena seperti: angin tornado, tata surya, gerhana matahari, kerajinan tangan, dsb.
e. Menggunakan kata kerja tindakan,jika berisi suatu tindakan yang objeknya berupa alam atau fenomena sosial/budaya seperti bepergian, berwisata, mengajak, berkunjung, dan berjalan-jalan.
f. Cenderung lebih banyak menggunakan kalimat pasif.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yandri Daniel Damaledo