tirto.id - Anggota Dewan Pakar Kadin Indonesia, Bayu Krisnamurthi menilai masa depan biofuel untuk penggunaan bahan bakar kendaraan nabati (BBN) kurang cemerlang. Pasalnya perusahaan-perusahaan otomotif saat ini belum banyak yang tertarik mengembangkan kendaraan berbasis BBN.
Sebaliknya, ia menuturkan perusahaan otomotif saat ini lebih condong pada penggunaan energi listrik pada kendaraan. Dalam hal ini baik kendaraan yang sepenuhnya mengandalkan listrik maupun gabungan dengan bahan bakar fosil atau hybrid.
"10-15 tahun mendatang mobil nggak akan mengarah ke biofuel," ucap Bayu dalam diskusi bertajuk “Bagaimana Swasta Indonesia Berkontribusi dalam Mendorong Pencapaian SDG?” di Gedung Kadin pada Senin (11/3/2019).
Bayu memprediksi ke depan, masyarakat akan cenderung memilih kendaraan berbasis listrik dan akan menjadi sinyalemen buruk bagi industri BBN.
Atas pertimbangan itu, Bayu mengingatkan agar para pelaku usaha bersiap menghadapi kenyataan pasar untuk 10-15 tahun mendatang. Sebab para pelaku usaha yang bergerak di bidang perkebunan sawit dan BBN akan terkena dampaknya.
"Jadi siap-siap biofuel 10-15 tahun bukan pasar yang baik untuk minyak sawit. Karena yang makai ini nggak banyak. Hybrid itu tingkat efisiensi bahan bakarnya lebih tinggi," ucap Bayu.
Bayu juga menuturkan dunia usaha harus segera mengantisipasi tren perdagangan sawit. Ia memperkirakan salah satu sektor perkebunan ini akan memiliki tren yang terus tumbuh.
Namun, pelaku usaha harus mencari pasar yang mau menerimanya. Hal ini menjadi penting lantaran biofuel tak dapat diandalkan termasuk juga bila sasarannya ditujukan ke produk rumah tangga seperti minyak goreng.
Menyikapi ini, Bayu menyarankan agar pelaku usaha mulai melirik penggunaan sawit untuk memproduksi plastik. Ke depan, ia menilai peluang ini dapat dimanfaatkan seiring dengan pergerakkan industri yang diharapkan tak lagi mengandalkan bahan-bahan tak ramah lingkungan seperti biji plastik konvensional.
"Kita perlu outlet pasar yang gede. 10-15 tahun bukan biofuel lagi tapi plastik," ucap Bayu.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Agung DH