Menuju konten utama

Penerbangan di Ngurah Rai Dibatalkan Akibat Erupsi Gunung Agung

Meski sejumlah maskapai membatalkan penerbangan, Bandara Ngurah Rai masih beroperasi normal pasca-erupsi Gunung Agung.

Penerbangan di Ngurah Rai Dibatalkan Akibat Erupsi Gunung Agung
Sejumlah wisatawan mancanegara berada di kawasan Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (30/11/2017). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

tirto.id - Gunung Agung mengalami erupsi pada Rabu (27/6/2018) hingga mengeluarkan gas bercampur abu tipis. Peningkatan aktivitas vulkanik ini membuat sejumlah maskapai membatalkan jadwal penerbangan dari dan menuju Bandara Ngurah Rai, Bali.

"Observasi wilayah udara Bandara masih berlanjut dan hasil dari paper test menunjukkan masih nihil sebaran abu vulkanik," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim di Denpasar, Kamis (28/6/2018).

Arie menuturkan, meski sejumlah maskapai membatalkan penerbangan, Bandara Ngurah Rai masih beroperasi normal dan belum ada penutupan lalu lintas udara. Pembatalan jadwal sepenuhnya merupakan pertimbangan maskapai meski operasional Bandara masih normal.

Hingga saat ini, lanjut Arie, maskapai yang membatalkan jadwal penerbangan yakni AirAsia baik yang akan berangkat maupun tiba di Bali. Ini terdiri dari 10 penerbangan domestik dan 12 penerbangan internasional.

Sebagian besar penerbangan domestik AirAsia yang batal itu yakni rute Jakarta dan Surabaya dan untuk keberangkatan internasional yakni Narita Jepang, Kuala Lumpur, Perth, Singapura dan kedatangan dari Perth, Kuala Lumpur dan Singapura.

"Total ada 3.571 penumpang AirAsia yang terdampak yang ditangani maskapai bersangkutan," kata dia seperti dilansir Antara.

Selain maskapai AirAsia, maskapai penerbangan JetStar juga membatalkan jadwal keberangkatan ke Perth dan JetStar Asia tujuan Singapura. Sementara itu, jadwal yang akan tiba juga dibatalkan yakni di antaranya JetStar dari Perth dan JetStar Asia dari Singapura.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) mencatat Gunung Agung erupsi pada Rabu (27/6/2018) sekitar pukul 22.21 WITA dengan tinggi kolom abu teramati mencapai sekitar 2.000 meter di atas puncak.

Kepala PVMBG Kasbani mengatakan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi sekitar 1 menit 9 detik.

Setelah erupsi itu, Kasbani melanjutkan, secara visual teramati kolom gas berwarna putih tebal sejak Kamis pagi dengan ketinggian sekitar 200 meter di atas puncak gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu.

PVMBG mencatat intensitas emisi gas mengalami peningkatan yang disertai abu tipis dan terjadi secara menerus dengan ketinggian berkisar 1.500-2.000 meter di atas puncak dengan sebaran abu mengarah ke barat kemudian membelok ke barat daya.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari