Menuju konten utama

Penelitian: Gaya Bercinta yang Berisiko Tinggi Buat Cedera Penis

Penelitian menyebut doggy style berisiko tinggi sebabkan cedera penis.

Penelitian: Gaya Bercinta yang Berisiko Tinggi Buat Cedera Penis
Ilustrasi Bercinta. Getty Images/iStockphoto

tirto.id -

Fantasi seksual adalah bagian dari kehidupan seksualitas seseorang. Tidak hanya laki-laki, perempuan juga mempunyai jenis fantasi seksualnya sendiri. Kecenderungan seseorang dalam berfantasi ini yang kemudian memotivasi tiap pasangan untuk mempraktikkan beragam gaya dan posisi saat bersenggama.

Terkait hal ini, yang harus diwaspadai adalah bahaya yang mengikutinya. Penelitian yang dilakukan oleh R. Barros, dkk yang diterbitkan di International Journal of Impotence Research memaparkan, posisi seks berpengaruh terhadap terjadinya cedera penis.

Hasil penelitian Barros menyebut, pasangan harus berpikir ulang ketika hendak menggunakan posisi doggy style saat bersenggama, sebab 41 persen responden dalam penelitian mereka mengalami cedera penis karena posisi itu. Kita juga harus lebih berhati-hati saat posisi man on top (25,55 persen) dan posisi woman on top (10 persen).

Mengapa posisi doggy style berbahaya?

Ketika pria melakukan seks dan berada pada posisi dominan dan sangat bersemangat, seks bisa menjadi sangat kuat. Hal tersebut memicu risiko terjadinya trauma, terutama saat penis keluar dari vagina dan menabrak perineum.

Meski berbahaya, jangan dihindari jika Anda memang menyukainya. Sudah semestinya kita selalu waspada. Jangan sampai penis Anda atau pasangan robek gara-gara 'menabrak" perineum atau bahkan tulang kemaluan ketika Anda sedang penuh hasrat dan semangat.

Bagaimana cedera penis bisa terjadi?

Cedera penis adalah sobekan pada tunica albuginea. Sebagaimana ditulis Healthline, tunica albuginea adalah selubung elastis dari jaringan di bawah kulit yang memungkinkan penis untuk melebar dan memanjang dalam menghasilkan ereksi yang kuat.

Sementara itu, Men’s Health menulis, cedera penis hanya bisa terjadi ketika seorang pria mengalami ereksi. Saat penis tak berereksi, tekanan di dalam penis tersebut rendah, sehingga penis lebih mudah menekuk dan bisa menahan kekuatan tak terduga.

Sentuhan-sentuhan lembut saat bersenggama dapat merangsang tubuh. Pada pria, kondisi tersebut membuat darah mengalir ke dalam balon sehingga menambah tekanan. Kondisi inilah yang membuat penis menjadi kaku dan sulit ditekuk.

Apa saja gejala cedera penis?

Masih dari Healthline, gejala cedera penis di antaranya adalah terdengarnya suara retakan pada penis, ereksi menghilang secara mendadak, sakit parah setelah cedera, penis bengkok, penis berdarah, dan sulit buang air kecil.

Kehilangan ereksi tersebut seperti memasukkan pin ke dalam balon yang diledakkan, sehingga menyebabkan bengkak, memar hitam-biru, dan rasa sakit.

Tindakan sesegera mungkin setelah terjadi cedera penis sangat dianjurkan, yakni dalam 48 jam setelah cedera. Yang dilakukan biasanya adalah bedah atau operasi.

Baca juga artikel terkait SEKS atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH