Menuju konten utama

Peneliti: Rahasia Kulit Bebas Keriput Ada dalam Sel Wajah

Banyak wanita menghabiskan ratusan ribu untuk membeli lotion atau cream untuk kulit agar nampak lebih muda. Pasar global produk anti penuaan sudah mengantongi 150 miliar pounds hingga tahun ini. Diperkirakan akan mencapai 216 miliar pounds pada tahun 2018.

Peneliti: Rahasia Kulit Bebas Keriput Ada dalam Sel Wajah
Ilustrasi Wajah Keriput. [Foto/wikimedia.org]

tirto.id - Banyak wanita menghabiskan ratusan ribu untuk membeli lotion atau cream untuk kulit agar nampak lebih muda. Pasar global produk anti penuaan sudah mengantongi 150 miliar pounds hingga tahun ini. Diperkirakan akan mencapai 216 miliar pounds pada tahun 2018.

Namun menurut para peneliti dari AS, rahasia kulit bebas keriput ada di dalam sel wajah dan tubuh Anda sendiri. Untuk menghindarkan diri dari lipatan, dan membuat kulit nampak halus, ilmuwan AS menyarankan untuk melakukan treatment, semacam pengobatan untuk meregenerasi sel-sel yang hilang karena usia. Teknik tersebut, menurut para peneliti, juga bisa menjadi salah satu cara untuk membuat tubuh atau wajah bebas dari luka.

Salah satu penyebab keriput ialah kekurangan sel adiposit. Penyebab kekurangan sel adiposit ialah karena luka atau penuaan, sehingga wajah menjadi terlihat keripu.

Melalui tes laboratorium ditemukan jaringan tubuh yang disebut dengan folikel rambut yang amat penting peranannnya dalam membantu kulit menyembuhkan diri dari luka dengan melepaskan molekul morphogenetic protein atau protein BMP.

Protein BMP adalah sekelompok hormon yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang dan tulang rawan. Protein BMP memiliki beberapa subtipe antara lain BMP-1 merupakan metaloprotease, BMP-2 hingga BMP-7 yang merupakan anggota TGF-β. Senyawa ini mampu mengaktivasi perubahan fenotipe pada sel, seperti transisi epitelial-mesenkimal, sehingga berperan dalam onkogenesis selain dalam penyembuhan.

Oleh karean itu, Protein BMP diketahui sebagai hormon yang juga dapat berintegrasi dengan sel penyembuh bekas luka atau disebut dengan myofibroblasts, hingga membentuk adiposit di dalam kulit.

“Temuan kami berpotensi membawa kita ke strategi baru untuk meregenerasi deposit di kulit keriput, penemuan ini akan menginspirasi obat perawatan anti penuaan yang baru,” kata Profesor George Cotsarelis, peneliti utama dari University of Pennsylvania pada dailymail, Senin (9/1/2017).

“Pada dasarnya, kita dapat memanipulasi penyembuhan luka dengan membuat regenerasi terjadi pada kulit,” katanya. Disamping itu, ia menambahkan, “Rahasia untuk menumbuhkan folikel rambut itu ialah dengan memperbaharui kondisi folikel terlebih dahulu.”

Disebutkan bahwa kekurangan adiposit merupakan bagian alami dari proses penuaan namun juga bisa menyebabkan komplikasi dari kondisi medis tertentu, seperti HIV. Profesor Cotsarelis mengatakan, “Biasanya, myofibroblasts dianggap mampu berintegrasi dengan berbagai jenis sel,”

“Tetapi hasil penelitian kami menunjukkan, kami mampu mempengaruhi sel-sel ini dan secara efisien dapat menstabilkan adiposit,” imbuhnya.

Pengujian dilakukan pada dua ekor tikur dan jaringan parut tubuh manusia. Pengujian dilakukan dilaboratorium. Penulis utama studi tersebut Dr. Maksim Plikus dari University of California, Irvine mengatakan penemuan ini juga bisa mengarah pada pengobatan baru untuk menghentikan jaringan parut setelah seseorang mengalami cedera.

“Temuan menunjukkan kita memiliki kesempatan besar untuk memperbaiki sel atau jaringan yang rusak karena luka,” katanya.

Tim peneliti Profesor Cotsarelis ini sekarang melakukan penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme yang tepat dalam regenerasi kulit terutama berkenaan dengan folikel rambut. Sementara itu, khusus laboratorium Dr. Plikus akan mempelajari aspek tambahan dari pemrograman ulang sel pada kulit. Para peneliti juga akan meneliti peran molekul lain selain protein BMP, serta melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sel-sel manusia dan jaringan parut.

Baca juga artikel terkait KOSMETIK atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh