Menuju konten utama

Peneliti Nilai Revolusi Mental Layak Diangkat Debat Cawapres

Revolusi Mental bisa terkait dengan kasus hoaks Ratna Sarumpaet, sehingga jadi bahan menyerang pada Sandiaga. Kemudian, juga bisa berbalik kepada Ma'ruf, karena ada program yang gagal.

Peneliti Nilai Revolusi Mental Layak Diangkat Debat Cawapres
Richard Marowe bersama siswa-siswi SMA 1 Manado. Selama kegiatan, kelompok paduan suara SMA 1 Manado dipercaya membawakan lagu nasional dalam upacara pembukaan dan penutupan PKN Revolusi Mental di Manado, 26-28 Oktober 2018, Minggu (28/10/2018). tirto.id/Zulkifli Songyanan

tirto.id - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menganggap salah satu hal penting yang harus dibahas dalam debat ketiga pilpres 2019 adalah masalah Revolusi Mental Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Meski program itu ada sebelum Ma'ruf Amin terpilih menjadi cawapres Jokowi, tetapi Ujang menilai itu sangat relevan dengan masalah pendidikan sebagai salah satu tema debat ketiga antara Ma'ruf Amin-Sandiaga Uno.

Ujang juga menyampaikan, Revolusi Mental adalah solusi dari permasalahan utama di Indonesia. Menurut dia, banyak hoaks dan dukungan berlebihan, karena mental masyarakat yang harus dibenahi, terutama juga oleh elite politik.

"Saya meyakini memang ini yang menjadi pangkal masalah yang tidak beres-beres. Mental elitenya rusak, masyarakat juga rusak," kata Ujang kepada Tirto, Jumat (1/3/2019).

Namun, ketika program Revolusi Mental mendapat banyak kritikan, cawapres 02, punya peluang untuk menjelaskan capaian program ini dan tantangannya, sehingga ada program yang tak berjalan.

Ujang menilai Ma'ruf bisa menjawab persoalan Revolusi Mental. Jika program itu dianggap sukses, maka Ma'ruf harus bisa memaparkan data-datanya.

Sebaliknya, jika ada program yang gagal, maka Ma'ruf harus hati-hati karena penugasan Revolusi Mental ada di Menko PMK Puan Maharani, putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Ma'ruf harus banyak berkoordinasi dengan Puan untuk menjawab masalah Revolusi Mental ini," kata Ujang lagi.

Ujang melihat, persoalan ini juga akan dibahas Sandiaga, karena program ini kini sudah tak terdengar lagi, bahkan ada yang menganggapnya gagal.

Namun sisi lainnya, bahasan Revolusi Mental bisa menjadi serangan ke kubu Prabowo-Sandi. Ujang menilai salah satu senjata Jokowi-Ma'ruf adalah kasus Ratna Sarumpaet.

Ratna yang dahulu menjadi anggota tim sukses Prabowo-Sandiaga ternyata mengakui sebagai penyebar hoaks terbesar. Hal ini bisa menjadi salah satu dugaan Revolusi Mental terhambat.

"Bisa jadi. Karena setiap kubu mencari celah. Di mana kelemahan dan kekurangan kubu tersebut [...] Dua-duanya mesti hati-hati dalam menyikapi hal ini," kata dia.

Debat pilpres ketiga akan digelar pada 17 Maret 2019. KPU berencana menggelar debat ketiga itu di Hotel Sultan, Jakarta Pusat.

Debat ketiga akan diikuti oleh dua cawapres saja, Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno. Tema debat cawapres ini adalah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya.

KPU juga sudah mengumumkan Debat Pilpres 2019 keempat rencananya digelar pada 30 Maret 2019 di Gedung Balai Sudirman, Jakarta. Debat yang diikuti dua kandidat capres, Jokowi dan Prabowo, saja ini akan mengulas tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan serta hubungan internasional.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Zakki Amali