tirto.id - Sudah genap 6 bulan pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Namun, inisiatif masyarakat sipil, KawalCovid19 menilai ujung dari pandemi masih belum terlihat bahkan mereka menilai Indonesia masih berada di awal pandemi.
"Kita sudah sangat tidak sabar ingin ini cepat berakhir, sayangnya, data dan realita menunjukkan Indonesia baru mulai kita baru mulai kita masih di tahap awal pandemi ini," kata Ainun Najib, salah satu pendiri KawalCovid19 dalam diskusi virtual pada Kamis (3/9/2020).
Kesimpulan itu bukan tanpa dasar. Pertama, merujuk pada jumlah kasus harian covid-19 di Indonesia yang terus meninggi. Pada 2 September kemarin, terjadi penambahan 3.075 kasus baru, sehari sebelumnya 2.775 kasus baru, dan pada 31 Agustus terdapat 2.858 kasus baru.
Ainun mengakui, jika melihat pada jumlah kasus aktif, kurvanya akan tampak melandai. Namun, itu lebih disebabkan oleh pemerintah yang tidak lagi berpatokan pada 2 kali hasil tes PCR sebelum memulangkan pasien, tetapi menggunakan protokol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni pasien bisa dikeluarkan dari rumah sakit jika tidak menunjukkan gejala dalam beberapa hari.
"Itu yang seolah menurunkan dan seolah landai," kata Ainun.
Kedua ialah positive rate, alias jumlah orang yang dinyatakan positif dibanding jumlah keseluruhan tes dalam satu waktu. Misalnya, per Agustus tercatat dilakukan tes terhadap 430.645 orang dan 66.420 di antaranya dinyatakan positif sehingga positive rate-nya mencapai 15,42 persen.
Pada bulan Juli, terdapat 389.221 orang menjalani tes dan 51.991 di antaranya positif sehingga positive rate mencapai 13,36 persen. Bandingkan dengan standar WHO yang mematok positive rate ideal adalah 5 persen.
Ainun mengatakan, kenaikan positive rate menunjukkan dua hal. Pertama, makin banyak proporsi masyarakat yang tertular virus; kedua, kecepatan tes belum bisa menyamai penyebaran wabah.
"Harusnya kita bisa menjaganya stabil di angka serendah mungkin," kata Ainun.
Kondisi itu diperparah dengan rendahnya kapasitas penjejakan pasien terkonfirmasi. Menurut data KawalCovid19 hanya seperempat kota/kabupaten yang mampu menjaring puluhan orang dan menjadikannya suspek dari setiap kasus positif, sementara daerah lain hanya mampu menjaring beberapa orang atau bahkan tidak sama sekali.
"Kalau kita bandingkan dengan negara-negara yang berhasil meredam, itu bukan hanya puluhan tapi ratusan tracing yang dilakukan untuk setiap kasus positif," kata Ainun.
Karenanya Ainun berkesimpulan belum saatnya kita menerka-nerka akhir dari pandemi covid-19 di Indonesia karena kenyataannya kita justru baru memulai wabah ini. Untuk itu ia mengingatkan masyarakat untuk senantiasa menjaga diri sendiri, menjaga keluarga, dan kawan-kawan dari penyakit ini.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Maya Saputri