tirto.id - Pendiri IKEA, sebuah perusahaan pemilik jejaring ritel perabot rumah tangga kelas dunia dari Swedia, Ingvar Kamprad meninggal dunia pada Sabtu, 27 Januari 2018, waktu Swedia.
Ingvar yang juga merupakan pendiri Grup Ikano, korporasi internasional yang bergerak di sektor keuangan, asuransi, properti dan ritel, tersebut meninggal di Smaland, Swedia dalam usia 91 tahun. Dia menghembuskan nafas terakhirnya tak lama usai mengalami gangguan kesehatan, demikian seperti dilansir laman resmi IKEA.
Ingvar Kamprad tercatat lahir di pada tahun 1926 di Smaland, salah satu kota di Swedia bagian selatan. Dia mendirikan IKEA pada tahun 1943 saat usianya masih belia, 17 tahun. Sejak itu, dia berjibaku mengembangkan bisnis IKEA sampai menjadi perusahaan kelas dunia saat ini.
Sejak 1988, Ingvar Kamprad memang sudah tidak aktif memimpin IKEA. Tapi, dia menempati posisi penasihat senior di perusahaan ini hingga hari terakhirnya.
“Kami sangat bersedih atas meninggalnya Ingvar. Kami akan selalu mengingat dedikasi dan komitmennya untuk membantu banyak orang, tak pernah putus asa menjadi lebih baik sekaligus memimpin dengan memberi contoh,” kata Torbjörn Lööf, CEO dan Presiden Inter IKEA Group.
Situs resmi IKEA memuji Ingvar Kamprad sebagai wirausahawan terbesar abad ke-20 yang memiliki talenta luar biasa.
“Dia pekerja keras dan selalu ramah. Dia bahkan masih bekerja di hari-hari terakhir hidupnya,” kata Torbjörn Lööf.
Torbjörn mengatakan warisan Ingvar tak akan lekang dimakan waktu sampai bertahun-tahun ke depan. “Visinya akan terus menuntun kami,” kata dia.
Berdasar laporan The Guardian, Ingvar Kamprad tercatat memiliki kekayaan senilai 54 miliar poundsterling atau 610 miliar Krona Swedia, pada 2016. Dengan nilai kekayaan itu, Ingvar menjadi salah satu pengusaha terkaya di dunia. IKEA saat ini tercatat memiliki jejaring toko ritel furnitur sebanyak 412 yang bergerak di 49 negara.
Seorang analis bisnis retail dari London, yang diwawancarai Guardian, Nick Bubb menilai Ingvar Kamprad merupakan perintis konsep bisnis furnitur dengan harga murah tapi desain memikat. Konsep bisnis itu dikembangkan oleh Ingvar sejak 1970-an.
“Kesuksesan IKEA di pasar dunia membuktikan keampuhan konsep bisnis rintisannya,” puji Nick Bubb.
Meskipun demikian, Ingvar Kamprad juga pernah diterpa isu miring. Dalam buku biografinya, yang terbit pada 1999, Ingvar mengakui keterlibatannya dalam pertemuan sebuah kelompok pendukung Nazi pada kurun 1945-1948. Tapi, Ingvar menyatakan sangat menyesali hal itu. Dia menilai tindakannya adalah “kesalahan terbesar” dalam hidupnya dan Ingvar meminta maaf atas sesuatu yang ia sebut dengan “kebodohan” tersebut.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom