Menuju konten utama

Pemprov Papua: Jika Mau Berperang Jangan Dengan Masyarakat Sipil

Pemprov Papua minta masyarakat membuka akses seluas-luasnya guna membantu aparat keamanan menangkap pelaku dan mengevakuasi para korban.

Pemprov Papua: Jika Mau Berperang Jangan Dengan Masyarakat Sipil
Ilustrasi orang bersenjata api. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua menyayangkan insiden pembunuhan terhadap puluhan karyawan BUMN PT Istaka di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, pada Minggu (2/12). Asisten Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Papua Doren Wakerkwa menyebut pembunuhan itu sebagai pelanggaran HAM berat dan mengganggu keamanan di Bumi Cenderawasih.

"Jika mau perang jangan berhadapan dengan masyarakat sipil, itu tidak boleh terjadi karena itu pelanggaran HAM," kata Doren seperti diberitakan Antara, Selasa (4/12).

Menurut Doren, pembunuhan terhadap karyawan PT Istaka yang sedang membangun proyek jembatan jalan TransPapua di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yall, Kabupaten Nduga, merupakan hal yang sangat keterlaluan. "Untuk itu, kami mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga dan masyarakat setempat untuk membuka akses seluas-luasnya guna membantu aparat keamanan menangkap pelaku dan mengevakuasi para korban," ujarnya.

Dia menambakan gangguan keamanan di pedalaman Bumi Cenderawasih akan menghambat proses pembangunan Papua. Data yang dihimpun Antara menyebutkan bahwa Pendeta Wilhelmus Kogoya, tokoh gereja di Distrik Yigi, telah melaporkan kasus pembunuhan di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yall Kabupaten Nduga yang menewaskan 24 tukang.

Dari laporan tersebut, terungkap dua pekerja melarikan diri dan selamat, dan kini berada di Distrik Mbua. Sementara itu, delapan lainnya di Distrik Yal diselamatkan keluarga Alimi Gwijangge yang menjabat Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Nduga dan dibawa ke Distrik Koroptak dalam keadaan selamat.

Baca juga artikel terkait KASUS PENEMBAKAN DI PAPUA

tirto.id - Hukum
Sumber: antara
Editor: Jay Akbar