tirto.id - Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang menyatakan Pemerintah Kota Mataram siap menampung pengungsi lereng Gunung Agung jika terjadi erupsi. Hal itu dikemukakan setelah melihat kondisi Gunung yang berlokasi di Kabupaten Karangasem, Bali itu naik status menjadi Awas.
“Kami siap menyambut saudara-saudara kita dari Bali yang akan mengungsi akibat letusan Gunung Agung,” kata Martawang, Senin (25/9/2017) seperti dikutip Antara.
Menurutnya, semua dilakukan demi menyikapi kemungkinan adanya pengungsi yang datang dari Pulau Bali (warga sekitar lereng Gunung Agung) ke Kota Mataram. Untuk itu, Pemkot Mataram kini telah mengingatkan kepada semua masyarakat agar menyambut para pengungsi seperti tamu kehormatan.
Selain itu, ia juga meminta agar masyarakat kota Mataram menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pengungsi Bali. Hal ini dilakukan agar pengungsi selalu ingat dengan Kota Mataram dan kembali ke Mataram apabila kondisi sudah membaik.
“Ingat, masyarakat jangan sampai mempertontonkan kondisi daerah yang tidak bersahabat,” katanya.
Lanjut Martawang, apabila intensitas pengungsi sudah banyak, pemerintah kota akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi serta pemerintah pusat guna menangani pengungsian nanti. Ini akan menjadi masalah bersama, katanya.
Menurut dia, saat ini kemungkinan sudah ada pengungsi yang berada di Kota Mataram, namun belum terdata. Dari situ, ia meminta agar nantinya lurah dan camat dapat melakukan pendataan pengungsi untuk memudahkan penanganannya.
“Untuk itu, kami sudah meminta lurah dan camat melakukan pendataan terhadap pengungsi yang sudah ada di rumah keluarganya, untuk memudahkan penanganan,” tutupnya.
Sebelumnya, pada Jumat (22/9/2017) malam, Gunung Agung naik menjadi tingkat IV (Awas). Hal ini membuat Pemprov Bali bersiap mengatasi kondisi terburuk yang dapat terjadi. Salah satunya, telah disiapkan sembilan bandara terdekat untuk mengantisipasi jika Bandara I Gusti Ngurah Rai ditutup karena terdampak letusan.
Wilayah radius aman Gunung Agung juga meningkat dari sebelumnya enam kilometer naik menjadi sembilan kilometer dan ditambah wilayah sektoral seperti lembah dan sungai yang semula 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer. Masyarakat di sekitar lereng gunung diminta untuk menjauhi wilayah tersebut.
Penulis: Nicholas Ryan
Editor: Dipna Videlia Putsanra