tirto.id - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan pemantau Pemilu dari negara lain akan ditempatkan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ada di sekitar Jakarta saja.
Arief beralasan para pemantau asing hanya ditempatkan di sekitar Jakarta karena jumlah personel KPU yang bisa mendampingi perwakilan puluhan negara itu terbatas.
"KPU yang mengatur, karena kalau kita tempatkan mereka di luar Jakarta, KPU tidak punya energi personel untuk mengatur itu karena hari pemungutan suara kan pasti hari yang sangat sibuk bagi KPU. Jadi kita persilakan mereka lihat di TPS di sekitar wilayah Jakarta," ujar Arief di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019).
Menurut Arief kegiatan pemantauan ini akan dibuat dalam program berupa seminar internasional. Dalam seminar ini, para pemantau asing akan dikumpulkan untuk melakukan kegiatan pemantauan sebelum pemungutan suara, hari pencoblosan dan sehari setelahnya.
Kegiatan ini akan dilakukan pada 15-18 April 2019. Pada hari terakhir kegiatan ini, kata Arief, akan dilakukan evaluasi dan saling berbagi pengalaman saat melakukan kegiatan pemantauan.
"Sharing hasil pemantauan bagaimana menurut anda, pemilu di Indonesia dibandingkan pemilu di tempat Anda," ujar Arief.
Saat ini terdapat 120 lembaga pemantau pemilu, baik asing maupun domestik, yang sudah terdata di KPU. Kebanyakan berasal dari kalangan NGO dan lembaga setingkat KPU.
"Pemantau pemilu domestik ada yang biasa terlibat dalam kepemiluan kita. Ada Perludem, KIPP, JPPR dan lain-lain," kata Arief.
Sebelumnya, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan pada Pemilu 2019 ini lembaganya telah mengundang pemantau-pemantau pemilu dari puluhan negara.
Undangan itu tertuju ke lembaga penyelenggara Pemilu dari 33 negara, perwakilan kedutaan 33 negara sahabat, serta 11 lembaga pemantau internasional.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Addi M Idhom