Menuju konten utama

Pemilu 17 April Dikhawatirkan Pemilih Hanya Coblos untuk Pilpres

Pemilu 17 April nanti dikhawatirkan masyarakat hanya akan memberikan suara untuk Pilpres dan melupakan kalau ada Pileg karena berlangsung serentak.

Pemilu 17 April Dikhawatirkan Pemilih Hanya Coblos untuk Pilpres
Petugas membuka kotak suara saat simulasi Rekapitulasi Suara Pemilu 2019 Tingkat Kecamatan di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/10/2018). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) DKI Jakarta, Eko Hendro Purnomo khawatir masyarakat nantinya hanya menggunakan hak pilihnya untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 saja, dan melupakan Pemilihan Legislatif (Pileg).

Kekhawatiran pria yang akrab disapa Eko Patrio ini karena masyarakat saat ini selalu disuguhkan hiruk pikuk Pilpres 2019, padahal pada 17 April 2019 nanti masyarakat juga harus memilih wakil rakyatnya mulai dari DPRD Kota/Kabupaten, DPRD Provinsi, DPR RI, dan DPD RI.

"Saya ngeliatnya memang euforianya terjadi adalah Pilpres," ujar Eko dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertema 'Menjaga Suara Rakyat' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/2/2019).

"Yang saya takutkan akan terjadi, orang akan memilih presiden saja, lalu nanti DPR RI, DPRD tingkat 2, tingkat 1 jadi tidak maksimal hasilnya," imbuhnya.

Menurut anggota Komisi IV DPR RI ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai penyelenggara Pemilu harus terus melakukan sosialiasi.

Namun, ia tak menampik bila peran partai politik dalam memberikan sosialiasi ke masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pileg juga kurang.

"Saya melihat masyarakat lebih konsen di Pilpres. Ini sebenernya PR kita semua," jelas Eko.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPP Partai Perindo, Wibowo Hadiwardoyo menilai hiruk pikuk perhelatan Pileg di daerah pedesaan cukup ramai, apalagi saat caleg hadir di daerah pemilihannya.

"Kalau di sana [pedesaan] tergantung yang datang, kalau ada [caleg] yang datang ya ramai," ucap Wibowo.

Wibowo merasa kurangnya sosialisasi Pemilu ini juga merupakan tantangan bagi partai politik. Selain tantangan, sosialisasi yang dilakukan partai politik juga menjadi peluang meraih suara.

"Itu juga peluang bagi [parpol] yang mau menjelaskan, itu pas dapat, masyarakat akan mengenal partainya," pungkas Wibowo.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Maya Saputri