Menuju konten utama

Pemerintah Swiss Kucurkan Dana Hibah 1 Triliun ke Indonesia

Menurut Bambang, Pemerintah Swiss akan menggelontorkan dana hibah sebesar Rp1 triliun untuk mengembangkan sejumlah sekolah kejuruan di Indonesia.

Pemerintah Swiss Kucurkan Dana Hibah 1 Triliun ke Indonesia
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. ANTARA FOTO/HO/Rimba.

tirto.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Nasional Bambang Brodjonegoro mengungkapkan Pemerintah Indonesia dan Swiss telah berkomitmen meningkatkan kerja sama. Adapun salah satu fokusnya adalah memperbaiki kualitas pendidikan vokasi di Indonesia.

“Kerjasamanya memang kita tekankan pada vokasi. Sebenarnya garis besarnya ada yang public sector maupun private sector, dan bentuknya adalah hibah. Untuk vokasi, yang diprioritaskan adalah di bidang pariwisata, dan satu lagi manufacturing,” kata Bambang di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Jumat (15/7/2017) malam.

Lebih lanjut, Bambang menyebutkan nilai dana hibah yang rencananya digelontorkan Pemerintah Swiss adalah sebesar 75 juta franc Swiss (CHF) atau sekitar Rp1 triliun. Nantinya dana hibah tersebut akan digunakan untuk mengembangkan sejumlah sekolah kejuruan yang ada di beberapa kota, seperti Bandung, Bali, Makassar, dan Lombok.

“Dananya 100 persen hibah. Dari situ, ada yang langsung ke kementerian lembaga, dan mungkin kalau diperlukan ada juga yang digunakan untuk memperkuat swasta,” ujar Bambang.

Menurut rencana, penurunan dana hibah akan dilakukan secara bertahap, mulai dari 2017 hingga 2020 mendatang. “Sebagai rinciannya, 50 persen (dari dana hibah) untuk reformasi public sector, sementara 50 persen untuk private sector. Buat vokasi sendiri masuk di private sector,” kata Bambang.

Dalam kesempatan itu, Bambang sempat menyinggung situasi terkini yang sering dihadapi dunia pendidikan vokasi di Indonesia.

“Penyerapannya tidak terlalu bagus. Oleh karena itu, kita butuh tenaga terampil yang lebih banyak. Tingkat supply-nya sudah banyak, tapi yang diambil masih kebanyakan dari sekolah umum. Sehingga terjadi mismatch,” ucap Bambang.

“Kalau seperti itu, ujung-ujungnya ada pengangguran maupun yang tidak sesuai. Sehingga pendidikan vokasi tidak hanya dari fisiknya saja, melainkan dari segi kelengkapannya. Kualitas sumber daya manusia, kurikulum, dan pemagangan adalah hal-hal yang akan kita perdalam,” tambah Bambang.

Sementara itu, Menteri Ekonomi, Pendidikan, dan Riset Swiss, Johann Schneider-Ammann mengatakan Indonesia merupakan mitra prioritas bagi pemerintah Swiss sejak 2009.

Menurut Schneider-Ammann, saat ini Swiss telah mendukung sekitar 40 proyek dukungan teknis di Indonesia, dalam rangka membantu menjaga stabilitas perekonomian, meningkatkan akses terhadap jasa keuangan, memperkuat perdagangan berkelanjutan, serta mendukung pembangunan infrastruktur.

“Pemerintah Swiss berkomitmen untuk melanjutkan dan terus memperbaiki dukungan teknis yang tengah berjalan di Indonesia. Kami bermaksud meningkatkan dukungan di beberapa bidang keahlian Swiss, di antaranya dalam pariwisata yang berkelanjutan dan pendidikan, serta pelatihan vokasi,” ucap Schneider-Ammann.

Dari dua hari kunjungan kerjanya ke Indonesia, Schneider-Ammann telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo, sejumlah jajaran menteri di Kabinet Kerja, dan Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Thomas Lembong.

Tak hanya itu, Schneider-Ammann turut meresmikan Swiss Business Hub yang ditujukan untuk membantu perusahaan dan investor dari Swiss agar dapat mengakses pasar Indonesia yang besar dan dinamis.

Baca juga artikel terkait KERJASAMA BILATERAL atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto