tirto.id - Pemerintah menyatakan satu orang suspect corona yang berada di Bandung berafiliasi dengan kasus 1 Covid-19. Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Pemerintah tentang Covid-19 Achmad Yurianto di kantor kepresidenan, Jakarta, Sabtu (7/3/2020).
"Yang pasti yang di Bandung adalah bagian dari klaster 1," kata Yuri di kantor Kepresidenan, Jakarta, Sabtu.
Yuri mengatakan suspect Bandung sebagai "close contact nomor 1". Sebagai informasi, close contact yang dimaksud pemerintah adalah percikan atau bersin dari seseorang saat bertemu dengan orang lain. Percikan tersebut menjangkau orang lain dalam radius 1 meter dengan kondisi berhadap-hadapan. Percikan pun tidak akan menularkan penyakit jika tidak berasal dari orang sakit.
Yuri mengatakan, suspect Covid-19 di Bandung masih diisolasi pemerintah. Pemerintah terus melakukan pemeriksaan intensif kepada suspect tersebut agar tidak kecolongan penularan virus Covid-19. Ia pun kembali menyinggung kasus di Vietnam bahwa ada suspect yang terbukti positif setelah diperiksa selama 7 kali.
"Nanti kalau positif, akan kita declare lagi dan kemudian kita lakukan contact tracking dari orang itu di subklaster-nya," kata Yuri.
Pemerintah sebelumnya menyatakan melakukan pengawasan intensif terhadap satu pasien suspect Covid-19 di Bandung. Pemerintah menyatakan sedang menelusuri jaringan hubungan meski berstatus suspect.
Saat ini, pemerintah mengumumkan sudah ada 4 kasus Covid-19 di Indonesia. Terkini, pemerintah mengumumkan 2 kasus positif baru berdasarkan penelusuran pemerintah dari kasus 1 Covid-19 yang berada di Jakarta.
Kasus 1 muncul akibat kabar satu WNA Jepang yang datang ke Indonesia dan berinteraksi dengan kasus 1 dan beberapa orang di salah satu tempat di Jakarta.
Di sisi lain, pemerintah memutuskan menutup penyelidikan lebih lanjut tentang kunjungan WNA Jepang tersebut ke Denpasar, Bali. Berdasarkan penelusuran pemerintah, sekitar 11 orang berinteraksi dengan si WNA dan dinyatakan negatif.
"[Orang yang berinteraksi ada] 11 orang. Keseluruhan pemeriksaan virusnya negatif. Namun, pemantauan untuk 11 hari ke depannya masih dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Sampai dengan saat ini tidak ada laporan d iantara mereka yang mengalami masalah kesehatannya," pungkas Yuri.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri