tirto.id - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pemerintah pusat telah menyerahkan 104 pompa air ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam rangka mengatasi banjir. Pompa itu ada di sejumlah daerah rawan banjir seperti Pluit dan Ancol.
Saat banjir tiba, pompa berfungsi mengalirkan air dari tempat yang tidak semestinya (seperti jalan raya atau rumah warga) ke saluran pembuangan.
“Semua [dibeli dengan] APBN. Kami serahkan supaya dikelola mereka (Pemprov DKI),” kata Basuki di Istana, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Jakarta kembali banjir setelah hujan turun sejak Senin (24/2/2020) tengah malam. Air di sejumlah titik belum juga surut hingga Rabu (26/2/2020) pagi. BPBD DKI menyebut per pagi tadi masih ada 142 RW terendam banjir, setelah sehari sebelumnya menggenangi 292 RW.
Jumlah pengungsi ada 2.788 kepala keluarga atau 9.890 jiwa. Mereka tersebar di 82 lokasi pengungsian.
Banjir mungkin akan terjadi lagi mengingat puncak musim hujan itu akhir Januari atau Februari. Basuki berharap dengan pompa air itu banjir akan cepat surut. Ia juga mengatakan tengah mengupayakan pengadaan pompa-pompa baru.
“Saya sudah persiapkan juga pompa-pompa mobile lebih banyak. Saya minta juga Pak Erick Menteri BUMN agar BUMN membeli pompa-pompa mobile. Jadi aset mereka, tapi saat begini akan jadi aset bersama,” kata Basuki
Selain pompa, Basuki mengatakan saat ini pemerintah telah mengerjakan proyek yang lebih besar untuk menangani banjir. Misalnya embung di Kemayoran atau dinding di ujung utara Jakarta agar air laut tak masuk ke daratan.
“Sekarang sudah tender. Ini mau dibikin pintu. Kalau air laut pasang, enggak bisa lagi masuk. Mudah-mudahan tahun depan sudah selesai karena pompanya besar sekali, tapi saya lupa kapasitanya,” kata basuki.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Rio Apinino