Menuju konten utama

Pemerintah Mengalokasikan Rp5 Triliun untuk Dana Abadi Kebudayaan

Pemerintah mengalokasikan Rp5 triliun untuk dana abadi kebudayaan. Mereka juga mengalokasikan dana khusus yang dibagikan ke pemerintah daerah.

Pemerintah Mengalokasikan Rp5 Triliun untuk Dana Abadi Kebudayaan
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy bersiap mengikuti foto bersama seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memastikan "akan tetap mengawal pemajuan kebudayaan nasional." Salah satu caranya adalah dengan mengalokasikan dana abadi kebudayaan.

"Tahun ini sudah ada DAK (Dana Alokasi Khusus) Kebudayaan yang diharapkan jumlahnya tiap tahun meningkat, serta sudah disetujui adanya dana abadi kebudayaan sebesar Rp5 triliun," kata Muhadjir dalam Peringatan Hari Wayang Dunia Ke-V dan Hari Wayang Nasional Tahun 2019 di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Selasa (5/11/2019) malam, seperti dikutip dari Antara.

Presiden Joko Widodo pernah mengatakan soal dana abadi kebudayaan tahun lalu, setelah bertemu 30an budayawan dan seniman di Istana. Jokowi kembali menyatakan itu saat bertemu 100 selebriti pada 17 Juli 2019.

Dasar hukum dana abadi kebudayaan adalah Pasal 49 UU Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Di sana tertulis dana abadi--dalam beleid disebut 'dana perwalian kebudayaan'--dipakai "dalam rangka upaya pemajuan kebudayaan" seperti mendukung penyelenggaraan pentas seni atau acara kebudayaan lain.

Uang sebanyak itu akan dialokasikan untuk lima tahun.

Sementara DAK Kebudayaan, seperti dikutip dari laman resmi kemdikbud.go.id, ditentukan sebesar Rp500 miliar pada tahun pertama (2019). Uang ini akan dikelola pemerintah daerah. Mereka diberi keleluasaan penuh untuk mengatur uang tersebut.

Muhadjir berharap dana abadi, DAK Kebudayaan, serta berbagai regulasi lain, dapat membuat kegiatan-kegiatan di bidang kebudayaan lebih masif, baik itu diselenggarakan pemerintah, akademisi, atau masyarakat umum.

"Salah satu contohnya adalah peringatan hari wayang dunia dan nasional yang dilaksanakan oleh ISI ini," katanya.

Baca juga artikel terkait KEBUDAYAAN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Rio Apinino