tirto.id - Pelaksanaan closing ceremony Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut berjalan meriah, Jumat (20/9/2024). Akan tetapi, sejumlah warga yang menonton kecewa karena harus berjalan kaki sejauh 3-4 kilometer ke lokasi venue yang terletak di Sport Center Sumut, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (20/9/2024).
Beberapa warga ada yang berujung mengurungkan niat ke lokasi karena letih sementara penonton yang tetap ingin menonton terpaksa memarkirkan kendaraan pribadi di pelataran warga.
"Seharusnya kalau memang kendaraan tidak boleh masuk, disediakan tempat parkir khusus. Jadi resmi dan penonton tidak khawatir," ujar penonton asal Kecamatan Batang Kuis, Yeni, kepada Tirto, Jumat (20/9/2024) malam.
Penonton lainnya, Ratna, mengaku letih karena harus berjalan kaki sejauh lebih 3 kilometer untuk dapat mencapai lokasi penutupan PON XXI Aceh-Sumut. Padahal, ia sudah lelah untuk berjalan ke lokasi.
"Kalau bisa disediakan kendaraan khusus untuk penonton. Kalau seperti ini jauh sekali jalannya. Belum lagi nanti sewaktu jalan balik pulang," ujar Ratna.
Akibat penutupan dan pengalihan jalan, kemacetan lalu lintas juga sempat terjadi menuju lokasi venue di persimpangan Jalan Batang Kuis dan Jalan Bandara Kualanamu. Kendaraan sepeda motor, mobil hingga bus mengular sepanjang 2 kilometer.
Menurut petugas kepolisian di lokasi, mereka telah merekayasa lalu lintas sehingga kendaraan yang ingin menuju Bandara Internasional Kualanamu tidak terganggu.
"Kalau bus dan kendaraan yang mau ke Bandara nanti memutar dari jalan alternatif," ujarnya.
Dalam pengamatan Tirto, sejumlah unit berat masih berada di Sport Center Sumut saat acara penutupan PON XXI berlangsung pada Jumat (20/9/2024) malam. Meski demikian, alat-alat berat tersebut sudah tidak beroperasi.
Di sekitar lokasi, ratusan unit kendaraan baik sepeda motor maupun mobil parkir di sisi jalan dengan tidak teratur tanpa adanya penjaga khusus. Acara ini juga diramaikan dengan pedagang kaki lima. Ada pula calo yang secara sembunyi-sembunyi menawarkan undangan VIP seharga Rp100.000 per gelang kepada penonton yang tidak memiliki tiket.
Penulis: Nanda Fahriza Batubara
Editor: Andrian Pratama Taher
