tirto.id - Pemerintah Italia diyakini akan mengizinkan Serie A musim 2019/2020 dilanjutkan kembali pada 13 Juni mendatang. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Komite Olimpiade Nasional Italia (CONI), Giovani Malago.
Tanggal 13 Juni 2020 telah disepakati oleh klub-klub Serie A sebagai waktu dimulainya kembali kompetisi setelah ditangguhkan sejak 9 Maret lalu karena pandemi COVID-19. Namun, rencana ini masih terganjal izin pemerintah Italia.
“Saya pikir ada peluang 99 persen Serie A bisa berlanjut 13 Juni. Tetapi bila membicarakan apakah musim ini bisa rampung, Anda membutuhkan bola kristal. Itu langkah yang berisiko, tetapi satu-satunya tujuan Serie A adalah melanjutkan kompetisi,” ucap Malago kepada stasiun televisi RAI sebagaimana dikutip Antara.
Malago menambahkan, pemerintah bisa jadi akan mengubah sikap mereka terhadap pemain positif COVID-19. Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Italia bersikeras bahwa seluruh skuad harus dikarantina 14 hari apabila terdapat satu pemain yang positif.
Pro-Kontra Protokol Kesehatan
Di sisi lain, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) berpendapat bahwa karantina hanya perlu diterapkan pada pemain yang bersangkutan, sedangkan klub tetap boleh beraktivitas. Mekanisme seperti ini telah diterapkan di Liga Jerman.
“Saya tidak tahu alasan di balik sikap Kementerian Kesehatan itu, tetapi dari yang saya dengar, sikap itu mungkin akan dikaji ulang,” tambah Malago.
Asosiasi pesepak bola Italia (AIC) turut mengkritik keinginan Kementerian Kesehatan soal karantina pemain. Menurut AIC, usul pemerintah akan menyebabkan liga tidak bisa dirampungkan. Karantina seluruh skuat akan mengacaukan jadwal yang telah disusun ulang.
Proses memulai kembali Serie A sendiri mendapat banyak hambatan. Selain perdebatan mengenai protokol kesehatan, sejumlah klub juga melaporkan kasus positif saat rencana memulai kembali liga sedang dibahas.
Pekan lalu, Sampdoria melaporkan empat pemainnya positif COVID-19. Fiorentina melaporkan tiga pemain dan tiga staf positif. Sedangkan Torino melaporkan satu orang pemain yang positif COVID-19.
Penulis: Ikhsan Abdul Hakim
Editor: Iswara N Raditya