tirto.id - Protokol kesehatan yang diajukan oleh Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) kepada pemerintah Italia menjadi kunci bakal berlanjut atau tidaknya kompetisi Liga Italia Serie A 2019/2020 yang saat ini ditangguhkan karena pandemi virus corona (COVID-19).
Pihak Serie A dan FIGC memang sudah sepakat bakal melanjutkan kompetisi, namun belum ada kesepakatan resmi dari Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora. Spadafora berharap liga dilanjutkan, tetapi lebih memprioritaskan kesehatan dan keselamatan pemain.
"Pertemuan antara FIGC dan komite ilmiah baru saja berakhir, di mana protokol yang diusulkan untuk kembali ke pelatihan masih dievaluasi. Segera setelah itu, Menteri akan merilisnya untuk semua orang," kata Spadafora dikutip dari Football Italia.
“Saya tahu ada diskusi yang sangat mendalam dengan banyak permintaan dari petugas medis," lanjut sang menteri.
'Saya berharap masalah telah diselesaikan dan bahwa kita dapat melanjutkan pada 18 Mei, selama itu kompatibel dengan evolusi pandemi selama 10 hari ke depan, dengan pelatihan tidak hanya untuk tim sepak bola, tetapi semua disiplin olahraga," tambahnya.
Banyak klub Serie A yang sudah kembali melakukan latihan sejak 4 Mei 2020 lalu. Paling anyar, Napoli kembali melakukan sesi latihan pada Minggu pagi (10/5/2020).
Namun, Sampdoria menunda latihan kembali setelah ditemukan empat kasus baru positif COVID-19. Fiorentina juga mengumumkan adanya 6 pekerja, 3 di antaranya pemain, terjangkit COVID-19 usai dilakukan tes massal.
Selain protokol kesehatan yang perlu diperhatikan, mekanisme pertandingan juga belum resmi ditentukan, apakah laga akan dilangsungkan di tempat netral atau tanpa penonton.
Bos Brescia, Massimo Cellino, menekankan pertandingan nantinya tidak boleh berlangsung di tempat netral. Sebelumnya, Cellino merupakan salah satu sosok yang vokal menentang kompetisi dilanjutkan.
"Saya mengubah pikiran saya dan beradaptasi. Kami harus mencoba melanjutkan liga. Tetapi jika kompetisi dilanjutkan saya akan tetap di Rigamonti. Saya tidak ingin laga di tempat netral," ucap Cellino.
Melansir data worldometers, meski kurva pandemi terus menurun, Italia masih menjadi negara Eropa dengan jumlah kasus kematian tertinggi mencapai 30.395. Sementara 103.031 orang dinyatakan pulih dari total 218.268 kasus di negara ini.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Iswara N Raditya