Menuju konten utama

Pemerintah Dinilai Harus Bersinergi Tingkatkan Jumlah Petani Muda

“Mungkin yang perlu dipikirkan pemerintah adalah melakukan koordinasi lintas kementerian dengan bikin peta bersama. Sehingga anak muda tahu mau bagaimana dalam konteks pertanian."

Pemerintah Dinilai Harus Bersinergi Tingkatkan Jumlah Petani Muda
Petani merawat tanaman padinya di persawahan di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (16/4/2018). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

tirto.id - Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah menilai antar kementerian/lembaga pemerintahan belum bersinergi dengan baik guna mendorong partisipasi anak muda di industri pertanian.

Menurut Said, inisiatif maupun program yang digagas antara satu kementerian dengan kementerian lainnya belum cukup terintegrasi. Oleh karena tidak adanya satu gambaran alur yang utuh dari hulu ke hilir, maka produk pertanian yang dihasilkan pun kerap tidak saling cocok.

“Mungkin yang perlu dipikirkan pemerintah adalah melakukan koordinasi lintas kementerian dengan bikin peta bersama. Sehingga anak muda tahu mau bagaimana dalam konteks pertanian. Gambarannya harus utuh dari hulu ke hilir,” ujar Said di Hotel Sofyan, Jakarta pada Kamis (24/5/2018).

Lebih lanjut, Said menilai intervensi pemerintah tidak cukup hanya mendorong anak muda untuk berwirausaha dalam skala kecil. Berdasarkan hasil survei yang pernah dilakukan KRKP pada 2015 lalu, dua faktor yang menyebabkan minimnya minat anak muda untuk berkarier di industri pertanian adalah pendapatan yang kecil serta terbatasnya akses terhadap lahan yang dapat dikelola.

Said juga mengimbau agar pemerintah mampu mendorong gagasan revitalisasi pertanian hingga ke level desa. Pasalnya kunci dari industri pertanian memang ada di pedesaan.

“Ketika berbicara mengenai desa itu tidak hanya 1-2 desa, namun ribuan desa yang ada di seluruh Indonesia,” kata Said.

Masih dalam kesempatan yang sama, Said menyebutkan bahwa berdasarkan hasil riset KRKP, mekanisasi yang kerap disuarakan pemerintah masih bersifat komplementer. Kenyataannya di lapangan, faktor kecilnya pendapatan dan minimnya akses lahan tetap menjadi kendala yang harus diatasi.

Adapun Said mengatakan bahwa mekanisasi memang bisa berdampak dalam hal untuk meningkatkan pendapatan. Mekanisasi juga dapat diterapkan untuk membuat biaya produksi jadi lebih efisien.

“Namun mekanisasi memang tidak bisa menjawab secara langsung. Kita lihat saja dalam 4 tahun ke depan, apakah mekanisasi benar-benar mampu meningkatkan jumlah petani muda. Kalau ternyata tidak, saya kira terbukti asumsi bahwa mekanisasi merupakan komplementer,” jelas Said.

Beberapa hal yang dinilai Said dapat menjadi pemicu agar anak muda mau berkarier di industri pertanian ialah terkait dengan pemberian insentif permodalan serta pengalokasian dana desa untuk memberikan fasilitas.

“Fasilitas yang ada pun akan semakin optimal apabila ada peta jalan bersama. Karena terkadang (antar kementerian/lembaga) lagi-lagi masih egosektoral, sementara pertanian ini sebetulnya multisektor,” ujar Said lagi.

Baca juga artikel terkait PETANI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yulaika Ramadhani