tirto.id - Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati penambahan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Penambahan itu meliputi Pertalite dari 5,45 juta menjadi 28,50 juta kiloliter, Solar dari 2,29 juta menjadi 17,39 juta kiloliter, dan minyak tanah dari 0,10 juta menjadi 0,58 juta kiloliter.
"Komisi VII DPR RI menyepakati bersama Menteri ESDM untuk penambahan kuota BBM subsidi," kata Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto dalam rapat kerja bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Rabu (13/4/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan penambahan kuota BBM subsidi mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen. Data Januari-Maret 2022 menunjukkan pertumbuhan 10 persen untuk solar dan 14 persen Pertalite.
"Kalau tidak melakukan penambahan di akhir Oktober akan habis," tuturnya.
Arifin bilang pemerintah akan mengambil strategi jangka pendek dengan menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi BBM pada periode Ramadan dan Idulfitri. Pemerintah akan meningkatkan pengawasan dan penindakan penyalahgunaan BBM.
Di samping itu, pemerintah bersama PT Pertamina (Persero) akan memaksimalkan fungsi digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan penyesuaian BBM Non-Subsidi sesuai keekonomian untuk kalangan menengah ke atas.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Gilang Ramadhan