Menuju konten utama

Pembayaran Tol Non-Tunai, BPJT Tegaskan Tidak Akan Ada PHK

Pembayaran tol secara non-tunai akan diterapkan secara penuh per Oktober 2017, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kemen PUPR tidak akan melakukan PHK kepada karyawan yang selama ini bertugas di gerbang tol.

Pembayaran Tol Non-Tunai, BPJT Tegaskan Tidak Akan Ada PHK
Peresmian implementasi e-payment multi bank dengan menggunakan kartu brizzi sebagai alternatif baru alat pembayaran tol di gerbang tol waru-juanda menanggal, surabaya, jawa timur, jumat (10/6). Antara foto/umarul faruq/ama/16

tirto.id - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna mengungkapkan pembayaran tol secara non-tunai akan diterapkan secara penuh per Oktober 2017 mendatang. Meski begitu, Herry menegaskan pihaknya tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawan yang selama ini bertugas di gerbang tol.

“Tidak ada PHK, karena mereka akan dialihkan untuk pekerjaan lain. Sekarang ini kan tenaga kerja cenderung menumpuk di gerbang tol, makanya akan dialihkan sehingga pelayanan di sepanjang ruas jalan tol dapat ditingkatkan,” ujar Herry di kantornya, Jumat (12/5/2017) sore.

Herry mengatakan dengan beralihnya para pengguna jalan tol ke mekanisme pembayaran non-tunai, diharapkan kinerja para pegawai yang selama ini berada di gerbang tol pun tidak hanya sekadar menyerahkan uang kembalian. “Operasional kan tidak hanya di gerbang tol. Selain di ruas jalan tol, bisa juga mereka bertugas di rest area,” ungkap Herry.

Sementara itu, sejumlah kemudahan pun tengah diusahakan BPJT agar masyarakat lekas beralih menggunakan uang elektronik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuka mekanisme pembayaran sehingga tidak hanya diakses oleh bank tertentu, hingga kemudahan dalam mengisi ulang uang elektronik tersebut.

“Itu kan seperti yang telah digagas oleh Bank Indonesia (BI). Jadi pengisian satu kartu bisa dilakukan di semua tempat. Akan tetapi, perlu diupayakan terlebih dulu agar reader-nya bisa menerima semua kartu. Hari ini kan sudah jelas, bahwa kita tidak boleh eksklusif,” jelas Herry.

Lebih lanjut, selain dari segi peralatan, kemudahan dalam pengisian, hingga bisa diaksesnya satu kartu oleh multi bank, Herry menekankan edukasi terhadap masyarakat juga merupakan hal yang penting.

“Kami sudah ada tim sosialisasi yang turun ke masyarakat. Diharapkan dengan pemberian edukasi tersebut, masyarakat bisa lebih disiplin sehingga tidak bisa itu satu mobil di gerbang tol minta tap di mesin ke mobil belakangnya, lalu dia memberi uang cash,” ucap Herry lagi.

Berdasarkan informasi yang dimiliki BPJT, setidaknya sudah ada sejumlah gerbang tol yang kini menjadi pionir dalam pembayaran tol secara non-tunai. Di DKI Jakarta sendiri, Herry menyebutkan gerbang tol Alam Sutera maupun Karawaci telah menggalakkan hal tersebut.

Sebelumnya, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani pernah mengatakan jumlah pengguna jalan tol yang melakukan pembayaran non tunai saat ini memang baru berkisar 24,33 persen.

“Saat ini semua gardu tol Jasa Marga itu sudah bisa menerima e-Toll. Meski tidak semua gardu yang dimiliki Jasa Marga berupa GTO (gerbang tol otomatis), gardu manual sudah bisa menerima e-Toll,” kata Desi seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Jasa Marga di Balai Kartini, Jakarta pada 15 Maret 2017 lalu.

“Untuk itu ke depannya, kami berkoordinasi dengan Himbara (Himpunan Bank Negara), termasuk dengan Bank Indonesia, untuk lebih meningkatkan lagi sosialisasi penggunaan e-Toll. Target 100 persen itu juga merupakan target dari Bank Indonesia,” tambah Desi.

Baca juga artikel terkait PEMBAYARAN TOL atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri