tirto.id - Pemprov DKI Jakarta melelang kembali proyek penerangan jalan umum (PJU) koridor 13 Transjakarta setelah memutus kontrak PT Gemarvita Abadi lantaran wanprestasi tahun lalu.
Kepala Bidang Pencahayaan Kota Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, Syamsul Bakhri mengatakan, saat ini lelang lampu PJU koridor 13 senilai Rp 14 miliar sudah masuk tahap evaluasi administrasi dan teknis.
Hal ini, kata dia, dilakukan untuk mencegah untuk mencegah terjadinya kembali wanprestasi seperti yang terjadi pada tahun lalu.
"Jumlah lampu bagian atas cabang 1 sebanyak 330 tititk, cabang 2 sebanyak 11 titik, untuk bawah cabang 1 sebanyak 130 titik, dan lampu ceiling 659 titik," ungkapnya saat dihubungi Tirto, Senin malam (19/3/2018).
Ia berharap penandatanganan kontrak dan pemasangan dapat segera dilakukan pada April mendatang. "Waktu pelaksanaan kontrak 244 hari sejak tandatangan kontrak," imbuhnya.
Sejak dioperasikan 17 Agustus 2017, 30 bus TransJakarta di koridor 13 masih beroperasi hingga pukul 19.00 WIB lantaran belum ada lampu PJU. Hal itu pun menjadi kendala PT Transjakarta memenuhi target 40 ribu penumpang per hari.
Namun, Kata Kepala Humas PT Transjakarta Wibowo, jumlah halte yang dioperasikan di koridor 13 saat ini telah bertambah dari 5 menjadi 10. Koridor itu antara lainnya di halte Tendean, Tirtayasa, Mayestik, Kebayoran Lama, Seskoal, Cipulir, Swadarma, JORR, Adam Malik, dan Puri Beta.
"Jumlah penumpang juga bertambah seiring penambahan halte. Saat ini mencapai sekitar 16 ribu perhari," tuturnya.
Selain proyek PJU, perusahaan plat merah itu juga bakal membangun jalur khusus disabilitas pada halte-halte tertinggi koridor 13 Transjakarta. Menurutnya, lambatnya proses karena lelang tidak hanya mengacu pada proses pembiayaan, tetapi kontrak kerja yang dibebankan kepada kontraktor. Sebab pengadaan lift sendiri membutuhkan perawatan hingga jaminan keamanan.
"Masih menunggu penawaran dan penilaian tendernya. Selanjutnya kalau sudah ditetapkan pemenang, pembangunan bisa langsung dikerjakan," ujarnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yuliana Ratnasari