tirto.id - Salman Ramadan Abedi, terduga pelaku bom bunuh diri yang menewaskan 22 orang di Manchester pernah masuk Instanbul dalam perjalanannya ke Eropa namun tidak ada catatan dia pernah memasuki Suriah selama perjalanan itu, menurut dua pejabat keamanan Turki, Kamis waktu setempat.
Kedua pejabat mengatakan kepada Reuters bahwa sebelumnya Turki tidak mendapat peringatan dari negara-negara Eropa soal pembom bunuh diri bernama Salman Abedi itu sehingga dia diizinkan melakukan perjalanan ke Eropa.
Abedi meledakkan diri hingga menewaskan 22 orang, termasuk anak-anak, di sebuah gedung penuh penonton di Manchester pada Senin ketika orang-orang sedang meninggalkan lokasi itu usai menyaksikan konser penyanyi Amerika Serikat, Ariana Grande.
Abedi, yang dilahirkan di Manchester dari orang tua asal Libya, baru-baru ini kembali dari Libya, menurut Menteri Dalam Negeri Inggris Amber Rudd.
Saat menggambarkan pergerakan Abedi sebelum serangan, salah satu pejabat Turki mengatakan, "Ada perjalanan dengan penerbangan sebelum dia tiba di Eropa. Pertama, ia pergi ke Eropa lalu ke negara ketiga dan kemudian ke Istanbul dan kembali ke Eropa."
Ia mengatakan "negara ketiga" itu bukan Suriah.
"Dia tidak pernah menghabiskan waktu di Turki (dan) belum pernah masuk ataupun keluar dari Suriah selama perjalanannya, tidak ada informasi seperti itu dalam catatan mengenai dia," kata pejabat tersebut.
Ayah Abedi mengatakan kepada Reuters di Libya bahwa terakhir kali ia berbicara dengan putranya itu adalah satu pekan lalu, melalui telepon, dan "semuanya biasa-biasa saja". Ia tidak mengatakan di mana putranya berada saat itu.
Sky News, mengutip dinas intelijen Jerman, melaporkan bahwa Abedi pernah berada di Duesseldorf, empat hari sebelum serangan.
Para penyelidik mengatakan mereka yakin Abedi bagian dari jaringan yang lebih luas kelompok garis keras.
"Tidak ada pemberitahuan data intelijen soal orang ini di negara mana pun di Eropa, termasuk Jerman, sebelum serangan terjadi," kata pejabat itu, seperti diberitakan Antara.
Serangan Manchester juga melukai 116 orang, yang 75 di antaranya dirawat di rumah sakit dan 23 lainnya masih dalam kondisi kritis.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri