tirto.id - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto menganggap pidato kebangsaan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto masih sama seperti dulu dan terus membangun narasi-narasi kegagalan yang tak mengakui pembangunan di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Substansi pidato, kata Hasto, tak berkembang sama sekali. Hasto menganggap usaha Prabowo untuk terus membangun serangan pada kubu Jokowi-Ma’ruf sebenarnya tak akan berpengaruh banyak.
Menurutnya, yang berubah hanyalah teknis penyampaian pidato dari Prabowo.
“Hal yang kami apresiasi dari pidato tersebut adalah vokal dan intonasi Pak Prabowo yang jauh lebih baik,” kata Hasto melalui keterangan tertulisnya, Selasa (15/1/2019).
Namun, Hasto menilai bahwa penyampaikan visi-misi Prabowo-Sandi di dalam pidato kebangsaan Ketua Umum Gerindra tersebut tidak berdampak banyak. Jika dilihat dari perspektif kemanusiaan, kerakyatan, dan komitmen terhadap apa yang telah dilakukan, jelas dia, maka Jokowi akan menang telak.
“Retorika melawan berbagai bentuk ketidakadilan itulah yang terus mereka mainkan. Namun PDI Perjuangan meyakini bahwa bicara dengan rakyat adalah bahasa hati,” ucapnya.
Sebelumnya, Juru Bicara TKN, Ace Hasan Syadzily mengatakan, Prabowo terus mengulang narasi yang sama. Narasi yang dibangun Prabowo adalah membangun strategi our brand is crisis.
Ace menuturukan bahwa Prabowo sengaja menebar isu agar masyarakat menganggap Indonesia buruk, sengsara, tertinggal, terbelakang, dan tergantung. Dengan cara ini, Prabowo ingin tampil sebagai penyelemat.
“Penggambaran situasi seperti ini mengingatkan kita pada pidato Donald Trump. Prabowo terlihat berupaya menjiplak Donald Trump dalam pemilu AS dengan mengaduk-aduk sentimen dan emosi, dengan mengangkat contoh-contoh dramatis, tapi tidak disertai data dan fakta yang akurat,” kata Ace kepada Tirto melalui keterangan tertulis Senin (14/1/2019) malam.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno