tirto.id - Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengungkapkan harapannya agar keluarga mendiang Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mau bergabung menjadi pendukung Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024.
Said berharap tidak hanya keluarga Gus Dur saja yang mau bergabung dalam barisan pendukung Ganjar, namun juga jaringan Gusdurian yang terdiri atas basis relawan pendukung Gus Dur yang masih bertahan hingga kini.
"Tentu jika boleh berharap, putri Gus Dur dan Gusdurian bisa satu barisan berjuang bersama Mas Ganjar Pranowo pada pilpres 2024," kata Said Dalam keterangannya pada Selasa (10/10/2023).
Said membeberkan sejumlah alasan mengapa Gusdurian harus ikut mendukung Ganjar. Di antaranya adalah anggapan Ganjar yang memiliki nilai sama dengan ajaran Gus Dur.
Dalam pengamatannya, Gusdurian yang dimotori Alissa Wahid sudah mengadvokasi banyak kelompok masyarakat, mereka bukan hanya bergerak pada soal toleransi beragama dan berkeyakinan, tetapi juga terlibat aktif pada perjuangan memberantas korupsi, lingkungan hidup dan perubahan iklim, serta pemberdayaan ekonomi rakyat.
"Saya kira perjuangan nilai nilai sesungguhnya sejalan dengan nilai nilai yang diperjuangkan oleh PDI Perjuangan," ujarnya.
Dirinya menjamin bahwa Ganjar akan menaati dan menjalankan seluruh ajaran Gus Dur bila terpilih kelak. Menurutnya, Ganjar akan menjalankan ajaran Gus Dur tanpa kompromi.
"Mas Ganjar pasti memegang teguh jalan politik kemanusiaan, meletakkan agenda memperkokoh toleransi dan pluralitas dalam beragama dan berkeyakinan sebagai kebijakannya kedepan yang tidak bisa ditawar tawar dengan apapun," tegasnya.
Sebelumnya, pada 13 Agustus 2023, bakal capres Ganjar Pranowo mengunjungi putri presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid di kediamannya, Ciganjur, Jakarta Selatan. Ganjar juga bertemu dengan Istri Gus Dur, Sinta Nuriyah.
Gusdurian merupakan pendukung Gus Dur yang berseberangan dengan Muhaimin Iskandar karena dulu dinilai mengkudeta Gus Dur dari jabatan Ketum PKB. Ketiga orang itu berbincang-bincang lebih kurang satu jam 30 menit.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Reja Hidayat