tirto.id - Pejabat Tinggi PBB menyerukan kepada komunitas internasional untuk tidak melupakan etnis Rohingya di Bangladesh, dan meminta dukungan global untuk memastikan Muslim Rohingya kembali dengan selamat ke Myanmar, demikian Aljazeera melaporkan.
Pada Jumat (25/4/2019), Mark Lowcock, Pejabat Urusan kemanusiaan PBB mengatakan bahwa badan tersebut sedang menggalang dana miliaran dolar AS untuk membantu tahanan Rohingya.
Lebih dari 700 ribu anggota yang dipersekusi melarikan diri dari Myanmar karena tekanan brutal dari militer nasional yang merespon tindakan pasukan bersenjata Rohingya.
Di Bangladesh, lebih dari 1,2 juta etnis rohingya tinggal di kamp di bagian tenggara Bangladesh. Lowcock mengatakan bahwa pengungsian besar-besaran dari tahanan Rohingya mencapai Cox’s Bazar (kamp Muslim Rohingya di Bangladesh) menyebabkan beberapa masalah.
“Pesan utama kami kepada dunia, jangan lupakan Rohingya, jangan lupakan kebaikan hati orang-orang dan institusi serta pemerintahan Bangladesh dan bermurah hatilah dalam mendukung baik Rohingya maupun Bangladesh,” katanya.
Filippo Grandi, Komisioner Besar untuk Pengungsi di PBB, yang saat itu juga bersama Lowcock mengatakan bahwa krisis tahanan Rohingya seharusnya tidak dilupakan.
“Ini masih menjadi krisis tahanan terbesar dunia. Saya melihat ada proses perbaikan, tapi situasi mereka, terutama bagi wanita dan anak-anak masih rentan. Dengan krisis yang berlangsung hampir dua tahun ini, kita harus memberi kesempatan bagi tahanan untuk belajar, memiliki keterampilan, dan berkontribusi kepada komunitas mereka sekaligus mempersiapkan integrasi saat kembali ke Myanmar nanti,” kata Grandi.
Ia menambahkan bahwa tidak satupun dari tahanan yang kembali ke Myanmar karena penyebab terusirnya mereka dari sana belum tuntas.
Menteri Luar Negeri Bangladesh, Shahidul Haque mengatakan pada Kamis (24/4/2019)bahwa krisis tahanan berubah dari buruk menjadi tambah buruk dengan tidak adanya tahanan yang kabur dari Myanmar telah kembali.
“Bangladesh telah begitu murah hati melalui dukungan yang diberikan kepada tahanan Rohingya, “kata juru bicara PBB,Stephane Dujarric, dikutip oleh Arab News.
”Penting bagi tahanan yang melarikan diri dari konflik mendapatkan tempat aman bagi mereka,” tambahnya, dan Bangladesh bisa kewalahan jika Muslim Rohingya terus menerus datang.
Myamnar telah bersepakat dengan Bangladesh untuk mengambil kembali orang-orang Rohingya, namun PBB bersikeras meminta keamanan Rohingya sebagai syarat ketika mereka kembali nanti.
Haque mengatakan bahwa Bangladesh tidak bisa lagi mengakomodasi pendatang baru dari Myanmar dan telah bersiap menutup perbatasan bagi para tahanan Rohingya.
Juni tahun lalu, PBB menadatangi kerangka perjanjian dengan Myanmar yang mengizinkan ratusan dari ribuan Muslim Rohingya di Bangladesh kembali dengan aman dan sukarela.
Namun, perjanjian tersebut, tidak menyebut jaminan langsung mengenai kebebasan warga negara bagi mereka, seperti dilansir Reuters.
PBB menyebut ada tiga aspek yang perlu diperjuangkan, yaitu akses efektif di Rakhine (wilayah Muslim Rohingya di Myanmar), memastikan kebebasan bagi semua kelompok, dan menuntaskan semua akar permasalahan.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora