tirto.id - Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) mengeluarkan surat rekomendasi agar pemerintah melakukan vaksinasi COVID-19 setelah benar-benar ada vaksin yang teruji secara klinis.
Ketua Umum PB PAPDI Sally Nasution saat dikonfirmasi reporter Tirto, Rabu (21/10/2020) dalam surat rekomendasinya menyatakan untuk mencapai hasil yang baik program vaksin perlu persiapan yang baik pula. "Yaitu vaksin yang akan digunakan harus terbukti efektivitas, keamanan, dan imunogenitesnya, melalui uji klinik sesuai dengan tahapan pengembangan vaksin baru," jelasnya.
Sally mengatakan pada dasarnya pihaknya mendukung program vaksinasi yang akan dilakukan pemerintah. Termasuk mengapresiasi upaya pemerintah untuk mendatangkan vaksin.
Namun, sekali lagi, vaksin harus betul-betul teruji secara klinis. Sebelum melakukan vaksinasi ada banyak hal yang harus dipertimbangkan termasuk efek sampingnya.
"Kalau ternyata tidak efektif akan sayang dana yang sudah dikeluarkan demikian besar. Kalau tidak safety, tentu saja tidak aman untuk yang diberikan vaksin," tegas Sally.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan tiga kandidat vaksin COVID-19 dari Cina yang diproduksi oleh Sinovac Biotech, Sinopharm (China National Pharmaceutical Group Co., Ltd.), dan CanSino Biologics akan masuk ke Indonesia mulai awal November 2020.
Impor dipastikan setelah beberapa pejabat Indonesia bertemu pimpinan masing-masing perusahaan langsung di Cina, Sabtu 10 Oktober lalu. Mereka adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Duta Besar RI untuk Cina dan Mongolia Djauhari Oratmangun, dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.
Rombongan ini berkunjung ke Cina dalam rangka finalisasi pembelian vaksin yang sebelumnya telah dijajaki oleh Kementerian BUMN dan Kementerian Luar Negeri.
Pemerintah menyebut vaksin dari tiga perusahaan itu sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ke-3 dan dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara. Namun, memang sampai saat ini uji tahap tiga belum selesai.
Menkes Terawan, dalam keterangan resmi, Senin (12/10/2020), mengatakan pada tahap awal vaksin itu akan diberikan kepada “yang di garda terdepan, yaitu medis dan paramedis, pelayanan publik, TNI/Polri, dan seluruh tenaga pendidik.”
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Maya Saputri