Menuju konten utama

Pasar Industri Alat Kesehatan Indonesia Butuh Dukungan Asing

Potensi pasar untuk industri alat kesehatan Indonesia dinilai besar, namun membutuhkan dukungan pihak asing. Potensi ini nampak besar terutama dengan adanya program jaminan kesehatan nasional (JKN).

Pasar Industri Alat Kesehatan Indonesia Butuh Dukungan Asing
seorang pengunjung melihat alat kesehatan yang dipamerkan pada hospital medan expo vi di medan, sumatera utara, rabu (24/2). pameran yang digelar oleh perhimpunan rumah sakit seluruh indonesia (persi) itu menampilkan berbagai produk peralatan berteknologi tinggi penunjang kesehatan dari beberapa rumah sakit di indonesia. antara foto/septianda perdana.

tirto.id - Potensi pasar untuk industri alat kesehatan Indonesia dinilai besar, namun membutuhkan dukungan pihak asing. Potensi ini nampak besar terutama dengan keberadaan program jaminan kesehatan nasional (JKN). Potensi tersebut menurut Ketua Umum Gabungan Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium Indonesia (Gakeslab) Sugihadi selaiknya diisi oleh industri dalam negeri, namun pasar dalam negeri saat ini baru memenuhi 10 persen dari kebutuhan yang ada.

"Potensi pasarnya sangat besar. Terlebih dengan adanya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), potensinya bagus sekali," kata Sugihadi di Jakarta, Senin, (21/11/2016) seperti dikutip dari Antara.

Sugihadi mengharap industri alat kesehatan dari luar negeri mau menggandeng industri dalam negeri untuk memproduksi dan mengembangkan alat kesehatan di Indonesia. Pasalnya, industri ini membutuhkan teknologi tinggi yang kerap lebih banyak dimiliki oleh produsen asing.

"Presiden Joko Widodo dalam hal ini memberikan kemudahan dan mendorong industri alat kesehatan di dalam negeri. Ini adalah kesempatan yang baik," ungkap Sugihadi.

Ia menambahkan, dalam Peta Jalan Industri Alat Kesehatan Nasional, industri dalam negeri menargetkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga 30 persen pada 2030.

Saat ini produk-produk unggulan dalam bidang perlengkapan dan peralatan medis, farmasi, peralatan rehabilitasi, kacamata dan lensa tersebut sedang dipamerkan dalam ajang Indo Medicare & Indo Optical Expo 2016. Dalam ajang inilah, investor asing melihat potensi besar industri alat kesehatan tersebut. Pameran tersebut diikuti 105 perusahaan yang beroperasi di bidang alat kesehatan, kacamata dan produk-produk kecantikan.

Salah satu peserta, Direktur Industri kacamata satu-satunya di Indonesia PT Atalla Indonesia Wenjoko Sidharta menyampaikan bahwa pameran tersebut menjadi peluang perusahaannya untuk memperkenalkan produk yang diproduksi di dalam negeri kepada industri kacamata luar negeri.

Dengan demikian, diharapkan industri kacamata luar negeri mau menggandeng investor lokal untuk mengembangkan dan memproduksi industri kacamata di Indonesia.

"Kami sangat open dan berani menerima tantangan agar mereka mau masuk. Dibandingkan hanya impor. Karena dampaknya akan positif terhadap Indonesia," ungkap Wenjoko.

Pameran yang digelar 23-25 November 2016 tersebut terbuka bagi pelaku bisnis dan para profesional di bidang kesehatan, kecantikan dan optik.

Baca juga artikel terkait INDO MEDICARE INDO OPTICAL EXPO 2016 atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Bisnis
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh