tirto.id - Anggota KPU Jakarta Pusat, Wahyu Dinata, mengungkapkan partisipasi warga Jakarta Pusat dalam pemilu merupakan yang paling rendah dibandingkan kota administrasi lainnya di DKI Jakarta.
"Untuk Pilpres kemarin kita terendah, partisipasinya cuma 70.2 persen. Untuk Pileg cuma 64 persen," kata Wahyu usai menjadi pembicara dalam Forum Diskusi Menteng, di Gedung Juang, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2017).
Menurut riset internal yang dilakukan KPU Jakarta Pusat, rendahnya partisipasi disebabkan penetapan hari pemilihan sebagai hari libur. Dalam kondisi tersebut sejumlah masyarakat cenderung memilih untuk pergi berlibur dibandingkan pergi ke TPS (Tempat Pemungutan Suara).
"Memang faktor yang paling krusial itu masalah bahwa tanggal 15 itu hari libur. Ketika hari libur itu masyarakat merancang liburan mereka sejak jauh-jau hari, sehingga mereka bisa ambil cuti sebelum tanggal Pemilu".
Untuk itu, tiga pekan menjelang hari pemungutan suara, KPU Jakarta Pusat terus mensosialisasikan agenda Pilkada dan pentingnya partisipasi watrga dalam memilih pemimpin untuk DKI Jakarta.
"Kita punya relawan demokrasi, kita punya sosialisasi yang cukup masif di RT, RW, Kecamatan. mudah-mudahan ini bisa mengajak masyarakat untuk bisa menggunakan hak pilihnya di hari pemungutan suara," tuturnya.
Pada 15 Februari mendatang, sebanyak 101 daerah di Indonesia akan melaksanakan Pilkada serentak dengan rincian 7 provinsi menggelar pemilihan gubernur, serta 8 kota dan 76 kabupaten menggelar pemilihan walikota/bupati.
Khusus untuk Pilkada DKI Jakarta, Wahyu menuturkan, KPU Jakarta Pusat menargetkan partisipasi pemilih mencapai 77.5 persen dari seluruh Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Jakarta Utara. "Kita punya target sekarang 77.5 persen. Ya mudahan tercapai, kita optimis," pungkasnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Jay Akbar