Menuju konten utama

Partai Republik Setia Dukung Jokowi di Pemilu 2019

Partai Republik terbentuk dari relawan militan Joko Widodo pada Pilkada 2014 lalu.

Partai Republik Setia Dukung Jokowi di Pemilu 2019
Presiden Joko Widodo menonton Synchronize Festival 2017 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (7/10/2017). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Partai Republik mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai salah satu peserta Pemilu 2019 pada Sabtu (14/10/2017). Partai Republik terbentuk dari relawan militan Joko Widodo pada Pilkada 2014 lalu, sehingga para pengurusnya akan fokus mendukung Jokowi di pertarungan politik dua tahun mendatang.

"Kami akan mengawal Nawacita dan mendukung Jokowi sampai 2024 mendatang," tegas Ketua Umum Partai Republik Suharno Prawiro.

Sekertaris Jendral Partai Republik Unggul Hemei Kurniawan menambahkan bahwa melembaganya Partai Republik membuat relawan Jokowi bisa lebih mudah mendukung dari dalam.

"Dulu kami kan relawan, dukung dari luar. Sekarang mendukung dari dalam," ujar Unggul.

Prawiro tak mengincar target yang muluk-muluk. Partai Republik berharap setidaknya bisa memperoleh satu kursi dewan untuk setiap daerah pemilihan (dapil).

"Untuk target, kita sederhana. Minimal kan ada 77 kursi itu," jelas Suharno.

Suharno menyadari partainya masih kecil dibanding partai-partai lain yang lebih dulu terbentuk. Menyiasati hal ini, Partai Republik menyiapkan Strategi Amoeba di mana para kader akan masuk ke kampung-kampung untuk mensosialisasikan eksistensi dan perjuangan Partai Republik.

Ada dua bidang yang akan digunakan Partai Republik sebagai senjata masuk ke kampung-kampung, yakni agrobisnis dan pariwisata. Suharno akan mengkombinasikan dua bidang ini dengan membuka desa wisata.

"Saya pikir kenapa kita belum sadar kalau agrobisnis itu sokoguru, makanya kami kembangkan," ujar alumni Institute Pertanian Bogor ini.

Partai Republik menyerahkan berkas ke KPU dengan disertai kesiapan 100 persen dari para pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW). Berbeda dengan keluhan PKS, Suharno mengaku tidak mengalami kesulitan apapun dalam memasukkan data ke Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).

"Soalnya kami juga punya sistem serupa, namanya Rahmerah.com,"

Suharno tidak menyebutkan kapan tepatnya Partai Republik terbentuk. Ia hanya menjelaskan dirinya dilantik sebagai ketua umum pada pertengahan September 2016 lalu. Saat ini ada sekitar 20 orang yang menempati jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Republik.

"Kami tergolong kecil. Dengan ini, kami harap partai kami tidak high cost," tutup Suharno.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari kadek diana

tirto.id - Politik
Reporter: kadek diana
Penulis: kadek diana
Editor: Akhmad Muawal Hasan