tirto.id - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membantah jika pernyataan-pernyataannya mengenai pemutaran film G30S/PKI dan senjata dikaitkan dengan langkah untuk berpolitik.
"Kalau saya berpolitik, ini baik-baik semua. PKI baik, itu baik semuanya," kata Gatot di DPR, Jakarta, Rabu (27/9/2017).
Gatot pun membantah kehadirannya sebagai keynote speaker di forum diskusi bertema "Pancasila dan Integrasi Bangsa" yang diselenggarakan Fraksi PKS hari ini, Rabu (27/9) bagian dari berpolitik.
"Di sini banyak orang politik. Kalau konteks politik di sini, itu bodoh yang saya lakukan. Konstituen saya bisa kabur semua. Buktinya banyak yang berseberangan kan," kata Gatot.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanudin menilai ucapan Gatot mengenai senjata bersifat politis dan tidak pada tempatnya.
Menurutnya, semua orang berhak untuk membuat pernyataan politis dan berhak mencalonkan presiden, termasuk panglima TNI. Tetapi, kata TBHasanudin harus mengikuti peraturan perundang-undangan.
"Ketika saya mau mencalonkan anggota DPR saya bahkan mundur beberapa tahun sebelum masa saya habis. Ya welcome saja, tapi kalau masih dinas dan melakukan kampanye ini tidak pas," kata TB Hasanudin di Komplek DPR Senayan.
Anggota Komisi I DPR Andreas Pareira menyatakan sebagai seorang pemimpin seharusnya Gatot bisa lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi. Terlebih informasi itu merupakan data intelijen.
"Karena yang disampaikan itu kan menjadi simpang siur. Menjadi polemik yang tidak produktif bagi keamanan nasional," kata Andreas pada Tirto di Komplek DPR Senayan, Senin (25/9).
Lebih lanjut, kata Andreas, pernyataan tersebut tidak hanya merugikan publik, tapi juga berpeluang merugikan pribadi Gatot sendiri.
"Kan bukan sekali ini saja (Gatot) mengeluarkan pernyataan seperti ini," kata Andreas.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto