tirto.id - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan belum berencana mempertebal personel untuk bergabung dalam Satgas Cartenz di Papua.
"Untuk penambahan pasukan, saya kira belum kami laksanakan berdasar hasil evaluasi. Ada delapan wilayah, hanya empat (daerah) yang eskalasi keamanan tinggi. Ini yang menjadi fokus operasi," kata Yudo di Monas, Kamis, 22 Desember 2022.
"Namun operasi teritorial tetap kami gelar menggunakan pasukan yang ada di sana. Karena untuk membantu masyarakat, (misalnya) sekolah-sekolah yang tak ada guru, rumah sakit yang banyak ditinggal tenaga kesehatan akan kami isi. Sehingga kegiatan perekonomian masyarakat kami jaga agar tetap berjalan," lanjut dia.
TNI pun akan menyiapkan tim penanggulangan teror dalam operasi pengamanan Natal dan Tahun Baru ini. Kemudian, Menko PMK Muhadjir Effendy menyatakan perihal antisipasi dan penanganan terorisme diserahkan kepada Densus 88 Polri.
"Densus sudah memiliki peta yang lebih sempurna dibanding sebelumnya. Saya mengimbau agar waspada kemungkinan munculnya teroris-teroris kambuhan. Untuk Papua akan kami gunakan pendekatan baru, nanti Panglima dan Kapolri memanfaatkan Natal ini untuk berkeliling Papua," ucap Muhadjir.
Operasi Damai Cartenz 2022 di Papua dilaksanakan mulai 17 Januari-31 Desember 2022, dilaksanakan oleh Polda Papua yang dibantu oleh Mabes Polri dan TNI. 1.925 personel dikerahkan dalam operasi ini, terdiri dari 1.824 anggota (528 anggota Polda Papua dan 1.296 personel Mabes) dan 101 anggota TNI.
Operasi tersebut lebih mengedepankan upaya persuasif dan preemtif. Ada tiga fungsi yang menjadi fokus Operasi Damai Cartenz ini yakni fungsi intelijen, pembinaan masyarakat, dan hubungan masyarakat.
Operasi ini tetap menerapkan upaya penegakan hukum, tapi itu adalah solusi terakhir dan mesti memprioritaskan langkah preventif; serta akan melibatkan tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat setempat untuk mengimbau publik turut menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Fahreza Rizky