tirto.id - Lionel Messi membenarkan bahwa skuad tim utama Barcelona mengalami pemotongan gaji sebesar 70 persen dalam pandemi virus corona COVID-19. Di sisi lain, Messi membantah rumor bahwa para pemain Blaugrana keberatan soal pemangkasan gaji ini.
Barcelona mengumumkan pemotongan gaji untuk semua elemen klub mereka pada Jumat (27/3/2020). Dalam rilisnya, Barca menyebut langkah ini adalah upaya meminimalisasi dampak ekonomi akibat pandemi corona.
Namun, beriringan dengan pengumuman ini, muncul rumor bahwa para pemain Barcelona sebenarnya dipaksa melakukan hal ini. Apalagi, waktu yang dibutuhkan kubu Camp Nou untuk mengumumkan pemotongan gaji cukup lama.
Juan Jimenez dari Diario AS menyebut, "meskipun para kapten Barca menolak proposal (pemotongan gaji), klub tetap menggunakan hak hukum mereka tanpa perlu persetujuan pemain."
Tiga hari berlalu, Lionel Messi menggunakan akun Instagramnya, @leomessi untuk merilis klarifikasi. La Pulga mengawalinya dengan kalimat, "Banyak yang telah ditulis dan dikatakan tentang pemain tim utama Barcelona sehubungan dengan gaji selama keadaan darurat ini."
"Sebelum melangkah lebih jauh, kami ingin memperjelas bahwa kami selalu bersedia menerima pengurangan gaji karena kami sangat memahami, tengah berada dalam situasi yang luar biasa. Kami, sebagai pemain, selalu ada untuk membantu klub ketika dibutuhkan. Terkadang, kami melakukan hal-hal atas inisiatif sendiri ketika dirasa perlu dan penting."
Menurut pemain bernomor punggung 10 ini, sebenarnya tidak ada yang aneh dari lamanya negosiasi Barcelona dan para pemain utama. Messi menekankan, para pemain bertujuan agar karyawan klub tidak perlu mendapatkan pemotongan gaji seperti mereka.
"Untuk bagian kami, tiba waktunya mengumumkan bahwa pemotongan adalah 70 persen dari besaran gaji, selama keadaan darurat. Kami juga akan melakukan kontribusi sehingga para karyawan dibayar 100 persen sesuai upah mereka.
"Jika kami tidak berbicara sampai sekarang, itu karena prioritasnya adalah untuk menemukan solusi untuk membantu klub dan untuk melihat siapa yang paling terkena dampak selama situasi ini," terang La Pulga.
Pengurangan gaji oleh Barcelona ini berkaitan dengan Dekret Kerajaan Spanyol pada 17 Maret 2020 lalu, yang salah satu isinya membahas ERTE (Expediente de Regulación Temporal de Empleo).
ERTE memungkinkan sebuah perusahaan, dalam hal ini termasuk klub sepak bola, untuk sementara waktu mengurangi jumlah jam kerja karyawan tertentu, beberapa karyawan, atau semua karyawan dalam jangka waktu terbatas. Konsekuensi pengurangan jumlah jam kerja ini adalah pengurangan gaji.
Berdasarkan data Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Johns Hopkins University hingga Senin (30/3/2020), terdapat 85.195 kasus positif COVID-19 di Spanyol dengan 7.340 meninggal dan 16.780 dinyatakan pulih.
Editor: Agung DH