tirto.id - Ketua ATP (Association of Tennis Professionals), Andrea Gaudenzi, optimistis kejuaraan tenis internasional dapat berlanjut mulai Agustus 2020. Meskipun demikian, ia juga membuka kemungkinan, tidak ada turnamen tenis lagi yang digelar hingga akhir tahun.
“Tidak seorang pun tahu kapan kami dapat kembali bermain dalam kondisi aman sepenuhnya,” ujar Gaudenzi kepada AFP pada Jumat (10/4/2020).
“Berbicara mengenai Agustus, September, November, semua itu hanya hipotesis, kita tak bisa membenturkan kepala ke dinding untuk sesuatu yang mungkin tidak akan terjadi, karena kami mungkin saja baru bisa memulai kembali (kompetisi) pada tahun depan,” tambahnya.
Seluruh kejuaraan tenis internasional dihentikan sejak pertengahan Maret hingga Juli terkait pandemi virus corona. Sejauh ini, belum ada keputusan resmi untuk memperpanjang masa penangguhan turnamen.
Namun Andrea Gaudenzi mengaku jika pihaknya telah membuat sejumlah versi kalender kompetisi yang dapat mereka ubah hari perhari. Tujuannya, jika terjadi kemungkinan terburuk, ATP sudah menyiapkan alternatif lain.
“Kami sudah membuat 50 versi kalender yang kami ubah hari demi hari,” ujar Gaudenzi.
Secara pribadi, Gaudenzi masih optimistis, turnamen internasional bisa diputar pada musim panas ini, atau mulai Agustus 2020. Jika hal ini terjadi, berarti ATP masih bisa menggelar US Open (Agustus) dan French Open (September) setelah Wimbledon dibatalkan. Dengan demikian, tahun ini ATP memiliki 3 turnamen Grand Slam, mengingat Australia Open digelar Januari 2020 lalu.
“Saya cukup optimistis (kejuaraan berlanjut) pada musim gugur, dan bahkan mungkin musim panas. Jika kita dapat memulai lagi pada Agustus, kita bisa menyelamatkan 3 kejuaraan Grand Slam dan 6 kejuaraan Masters 1000,” papar sang ketua ATP.
Gaudenzi juga menambahkan, pihaknya tidak akan mengabaikan para atlet dan kejuaraan ATP dengan level yang lebih rendah. Saat ini pihaknya tengah mempelajari pendekatan finansial yang dapat diaplikasikan. Gaudenzi yakin jika sistem yang mereka miliki cukup solid untuk menghadapi masalah ini.
“Sistem kami solid. Ini bisa saja menjadi satu tahun tanpa tenis, tapi tidak lebih dari itu,” pungkas Gaudenzi.
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Fitra Firdaus