tirto.id - Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah (PAL Jaya) mengembangkan mesin pengolahan air limbah bernama PAL-Andrich Technical System.
Mesin yang dapat mengolah limbah lebih efisien ini diresmikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu lalu (23/5/2018).
Direktur Utama PD PAL Jaya, Subekti menjelaskan bahwa, mesin tersebut masih dalam tahap pengembangan untuk dapat mengolah limbah domestik. Sebelumnya, mesin tersebut telah dioperasikan di industri-industri besar untuk memisahkan limbah minyak dengan air.
"Ini sudah digunakan di Chevron untuk air industri. Intinya memisahkan limbah minyak dengan air. Sudah sejak 2 tahun lalu. Itu sudah ada di sana. Nah teman-teman engineer juga sudah saya kirim ke sana untuk lihat. Kalau Limbah domestik kan bermacam-macam. Ternyata saat kita aplikasikan, kok bisa, ini nanti yang kita kembangkan," ujarnya saat dihubungi, Jumat (25/5/2018).
Menurut Subekti, mesin tersebut bahkan bisa menghasilkan air minum dari limbah yang tingkat polutan yang tidak terlalu besar. Misalnya, kata dia, "air sungai, atau air hujan."
Namun, untuk limbah domestik seperti tinja, hasil olahannya tidak dianjurkan untuk dikonsumsi karena baku mutunya belum sesuai dengan air minum. Menurut Subekti, air yang dihasilkan dari tinja bisa dipakai untuk irigasi, menyiram tanaman, MCK, dan lain-lain.
"Kalau untuk air minum memang prosesnya, ini kan harus ada uji macam-macam. Jadi memang tidak hanya standar air minum, seperti diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan. Kalau dari segi budaya dan lain-lain, hasil tinja itu kurang bagus," ujarnya.
Proses pengolahan limbah dengan Andri-Tech sebenarnya hampir sama dengan pengelolaan air bersih menggunakan water treatment plant. Hanya saja, bahan bakunya adalah limbah domestik dan industri yang perlu melawati 3 tahap penjernihan sebelum menjadi air bersih.
Mula-mula, limbah yang dibawa dari pemukiman atau pabrik-pabrik dipompakan terlebih dahulu ke chemical reaction. Di sana, limbah akan terurai menjadi air, lumpur, minyak dan sebagainya. Setelah proses itu selesai, air akan masuk pada tahap floatation unit.
Di tahap terakhir, barulah polutan yang masih tersisa diangkat masuk ke tahap post treatment dan menghasilkan air yang bening dan tak berbau.
"Dan ini tergantung bahan bakunya, ya. Kalau dia limbah biasa seperti air sungai, maka proses treatmentnya bisa lebih efisien lagi," imbuhnya.
Subekti menyampaikan, mesin tersebut masih dalam tahap sertifikasi dan perlu dikembangkan sesuai kebutuhan PAL Jaya. Yang jelas, kata dia, mesin ini akan sangat berguna sebab dapat mengurangi pemakaian ruang dan sumber daya manusia yang selama ini dipakai untuk mengelola limbah Jakarta.
"Jadi memang ini harus kita kembangkan terus ini adalah lompatan lah yang bisa orang memproses perlu waktu lama, cost yang tinggi dan lahan yang luas," tuturnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yandri Daniel Damaledo