Menuju konten utama

Orasi Alumni 212: Ada 22 Juta Kader PKI yang Bangkit

Polisi diminta adil dalam proses penegakkan hukum.

Orasi Alumni 212: Ada 22 Juta Kader PKI yang Bangkit
Massa mengikuti aksi reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (2/12). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.

tirto.id -

Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif mengatakan ada puluhan juga kader Partai Komunis Indonesia (PKI) yang tidak tersentuh hukum. Menurutnya polisi malah memperkarakan orang-orang melawan PKI.

"Ada 22 juta kader PKI yang bangkit sepertinya tidak tersentuh hukum, sedangkan yang mengiyakan kebangkitan PKI malah dipenjara," kata Slamet saat berorasi dalam acara Reuni Aksi 212 di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Sabtu (12/2).

Slamet menyebut Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka (UHAMKA) Alfian Tanjung sebagai orang yang mengingatkan kebangkitan PKI. Namun Alfian malah ditersangkakan oleh penyidik Bareskrim Polri sebagai penyebar fitnah dan pencemar nama baik

Bukan cuma itu Slamet juga mengatakan kesalahan mereka yang membela atas nama Islam dan seakan berseberangan dengan pemerintah langsung diproses hukum dengan cepat. Sebaliknya, Slamet menuding polisi melindungi pelaku penistaan agama.

Selain itu, mengatas namakan umat Islam Slamet menilai keadilan tidak diberikan kepada umat Islam. Padahal ada begitu banyak ujaran kebencian yang dialamatkan kepada kelompok Islam. "Ujaran kebencian bak air bah di media sosial," ucapnya.

Dia juga mengatakan kondisi saat ini membuktikan asing dan aseng telah sukses mendompleng Indonesia. Tidak jelas siapa yang ia maksud dengan asing dan aseng. Namun dia mengatakan kekuasaan asing dan aseng telah menjadi semacam negara di atasa. Ia meminta pemerintah ke depan lebih mendukung pengembang Indonesia asli.

"Jangan sampai asing dan aseng membawa pembangunan Indonesia. Semoga langkah dan upaya kita dilindungi Allah," mintanya.

Perjuangan umat Islam dikatakan belum selesai, justru bersatunya umat Islam melalui aksi 212 membawa semangat baru untuk Indonesia lebih baik menjadi bangsa dan negara yang berdikari. "Mari kita bersatu menjadi yang terkuat membela kebenaran di jalan Allah," katanya.

Selanjutnya, Slamet menyampaikan hasil kongres 212 yang dihadiri 22 provinsi selama dua hari. Dalam kongres itu salah satunya disepakati pembentukan simpul-simpul kekuatan Islam di 22 wilayah. Hasil kongres juga akan dibuatkan laporan dalam tiga bahasa, yaitu Indonesia, Arab dan bahasa Inggris.

"Kami ucapkan terima kasih sebagai penghargaan sebesar-besarnya kepada alumni yang mengorbankan dana dan tenaga. Tidak sedikit pengorbanan dan semoga dapat dibalas Allah dengan berlipat ganda. Semoga kita dipersatukan Allah," ucapnya.

Slamet juga mengajak peserta aksi 212 pada 2016 mengangkat Rizieq Shibab sebagai ulama besar Indonesia. Ia mengklaim hal itu merupakan hasil kongres seluruh peserta alumni 212 yang telah diikrarkan. Slamet meminta Presiden Joko Widodo segera menghentikan proses hukum terhadap Rizieq yang menurutnya merupakan kriminalisasi. "Meminta dengan sangat kepada pemerintah untuk segera menghentikan kriminalisasi pada imam kita. Semua kasus segera dihentikan secepat-cepatnya. Takbir!" ujar Slamet.

Ia menilai selama tiga tahun memerintah Jokowi telah bersikap tendensius terhadap kelompok Islam, khususnya para ulama penegak syariat. "Kami alumni 212 merasakan 3 tahun pemerintahan sekarang tidak terlalu ramah kepada umat Islam, bahkan kami rasakan semkin lama makin menggigit umat Islam. Ada bagian dari kami merasakan pemerintah ada indikasi Islam fobia," ungkapnya.

Baca juga artikel terkait AKSI 212 atau tulisan lainnya dari Muhammad Akbar Wijaya

tirto.id - Politik
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Muhammad Akbar Wijaya
Editor: Muhammad Akbar Wijaya