tirto.id - Banjir akibat luapan sungai Jeroan, jalur Tol Caruban-Madiun dari Km 603 - Km 604 sempat terputus selama 24 jam lebih. Air menggenangi sebagian badan jalan yang merupakan bagian dari tol Ngawi-Kertosono tersebut.
General Manager Operasi dan Pemeliharaan PT Jasamarga Ngawi-Kertosono Kediri Charles Lendra mengatakan insiden itu lebih disebabkan oleh cuaca ekstrem di luar kebiasaan yang membuat permukaan air sungai meluap ke badan jalan tol.
“Sungai Jeroan ya itu meluap. Karena penyebabnya itu curah hujan yang tinggi,” tutur dia kapada reporter Tirto, Jumat (8/3/2019).
Luapan tak bisa diprediksi sebelumnya lantaran sungai sendiri sebenarnya sudah dipasangi tanggul penahan banjir.
Namun, karena volume air di luar batas kewajaran maka tanggul yang ada jebol dan membuat air melimpah ke sekitar daerah aliran sungai (DAS), termasuk jalan tol yang jaraknya sekitar 300 meter dekat sungai.
“Itu ada beberapa alasan, karena lokasi banjir itu terletak di 300 meter di dekat sungai ya. Memang ada satu dua tanggul yang jebol. Karena kan debitnya ini sungai itu 894 meter kubik per detik. Banjir kemarin itu 1.060 meter kibik per detik jadinya meluap,” beber dia.
Ia pun menolak banjir yang terjadi disebabkan kesalahan desain. Menurutnya, kejadian tersebut murni cuaca yang terjadi di luar kebiasaan.
“Ya itu masalahnya karena curah hujan yang tinggi tadi, memang lebih ekstrem itu cuacanya kemarin itu. Karena kan dari kemarin itu daerah itu hujan terus nggak berhenti berhenti. Ditambah ada 1, 2, 3 tanggul jebol juga dari BKSDA [Balai Konservasi Sumber Daya Alam],” tandas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri