tirto.id - Pengoperasian perdana Terminal 3 Soetta pada 9 Agustus 2016, mengalami sejumlah gangguan, yaitu matinya listrik yang tidak didukung oleh UPS dan keterlambatan penerbangan domestik Garuda.
Menanggapi hal ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo memerintahkan PT Angkasa Pura II untuk melakukan audit internal terkait permasalahan yang terjadi.
"Saya minta supaya diteliti audit internal, apa yang perlu diperbaiki, saya minta segera," kata Suprasetyo saat ditemui di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Rabu (10/8/2016).
Suprasetyo menilai terjadinya gangguan listrik di area Lounge Garuda Indonesia merupakan masalah minor karena bukan pada area prioritas seperti check in counter atau eskalator.
Sementara area komersial, seperti toko-toko dan lounge tidak ditopang oleh suplai daya bebas gangguan (UPS).
"Mungkin ada korsleting atau shortcut di daerah situ," katanya.
Pelaksana Tugas Direktur PT Angkasa Pura II Djoko Murdjatmojo mengatakan akan segera melakukan audit internal.
"Kita akan lakukan, akan dicek lagi di mana masalahnya, bandara baru ada saja masalahnya, kita audit supaya tidak terulang lagi, kalau perlu besok pagi," katanya.
Dia menjelaskan kejadian mati listrik di lounge Garuda karena korsleting, tetapi dalam waktu satu jam sudah bisa diatasi.
Karena korslet itu pula, lanjut dia, genset tidak berfungsi karena penyebab matinya listrik bukan dari PLN.
"Jadi, ini [gangguan] lokal, perbaikannya minor karena sistem tidak berpengaruh," katanya.
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini