tirto.id - BA.2, versi baru Omicron terdeteksi muncul di beberapa negara, mulai dari Amerika Serikat hingga Songapura.
Versi baru dari varian Omicron ini memiliki beberapa perbedaan dalam hal beberapa mutasi, termasuk pada protein spike, demikian seperti dilansir Antara.
Varian baru BA.2, yang merupakan turunan Omicron tersebut saat ini termasuk jadi salah satu varian yang sedang diselidiki.
Terdapat beberapa perbedaan genetik antara BA.2 dengan BA.1, meski demikian signifikansi dari mutasi tersebut belum terlihat.
Otoritas Kesehatan di Inggris (UKHSA) menyebutkan, setelah Denmark, urutan kasus BA.2 terbanyak berada di India, Swedia dan Singapura.
Amerika Serikat jga telah mendeteksi sub-varian ini. Ada tiga kasus BA.2 yang telah dilaporkan, yakni di Houston Methodist Hospital, Texas; dan dua kasus ditemukan di negara bagian Washington, demikian diwartakan Washington Post.
Beberapa ilmuwan memberi BA.2 julukan siluman Omicron karena memiliki sifat genetik tertentu yang membuatnya lebih sulit untuk diidentifikasi sebagai Omicron pada tes diagnostik khususnya tes PCR.
Tetapi itu tidak berarti virus tidak terdeteksi, hanya saja lebih sulit untuk diklasifikasikan sebagai Omicron, menurut ahli epidemiologi dan profesor kedokteran di University at Buffalo/SUNY, John Sellick, DO.
Lalu, apakah BA.2 perlu dikhawatirkan? Dalam sebuah pernyataan kepada Washington Post, juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan saat ini tidak ada data yang menunjukkan varian ini lebih menular ketimbang virus aslinya.
Selain itu, penelitian awal yang dilakukan SSI tidak menunjukkan perbedaan tingkat rawat inap akibat BA.2 dibandingkan dengan BA.1.
Sementara penelitian lebih lanjut perlu dilakukan tentang bagaimana versi Omicron ini berbeda dalam transmisibilitas dan efisiensi vaksin, institut tersebut berharap vaksin juga bisa berefek terhadap penyakit parah akibat infeksi BA.2.
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya