Menuju konten utama

Olaudah Equiano Pembebas Kaum Budak Jadi Google Doodle

Olaudah Equiano berjasa membebaskan status budak Afrika di Inggris.

Olaudah Equiano Pembebas Kaum Budak Jadi Google Doodle
Google Doodle ulang tahun Olaudah Equiano ke-272. Screenshot/Google.co.id

tirto.id - Gambar doodle Olaudah Equiano yang sedang memegang pena untuk menulis muncul di laman pencarian Google hari ini, Senin (16/10/2017).

Olaudah berjasa karena ikut mendorong penghapusan praktik perbudakan di Inggris melalui otobiografinya yang berjudul The Interesting Narrative of the Life of Olaudah Equiano, or Gustavus Vassa, the African. Buku ini menggambarkan penderitaan kaum budak Afrika yang diperjualbelikan orang kulit putih.

Dalam buku itu, ia mengisahkan lahir di Nigeria sekitar tahun 1745 dan telah menjadi budak di sejak usia 11 tahun. Pertama kali ia dibeli oleh perwira Angkatan Laut Inggris, Letnan Michael Pascal, yang lantas menamainya 'Gustavus Vassa. Selama delapan tahun menjadi budak Pascal, s Ouladah belajar untuk membaca dan menulis.

Pascal kemudian menjual Equiano ke kapten kapal di London, yang membawanya ke Montserrat. Ia lantas dijual lagi ke pedagang bernama Robert King. Selama menjadi budak, Equiano mendapat uang dari hasil dagangnya. Dalam waktu tiga tahun, dia mampu menabung dan berhasil menebus status budaknya seharga kurang lebih 40 poundsterling.

Pada tahun 1786 di London, menjadi anggota 'Sons of Africa', sebuah kelompok terdiri dari 12 orang kulit hitam yang aktif berkampanye untuk penghapusan perbudakan.

Pada tahun 1788, Olaudah Equiano memimpin sebuah delegasi ke House of Commons untuk menuntut pembatasan jumlah budak Afrika yang diangkut kapal Inggris.

Setahun kemudian, 1789, ia menerbitkan otobiografinya The Interesting Narrative of the Life of Olaudah Equiano, or Gustavus Vassa, the African. Dia berkeliling mempromosikan buku ini, yang lantas sangat populer. Karya Olaudah Equiano merupakan alah satu buku paling awal yang diterbitkan oleh seorang penulis kulit hitam Afrika dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

Buku tersebut berhasil menggugah para pemerhati baik para budak maupun orang kulit putih untuk turut berkampanye mendesak penghapusan perbudakan di Inggris.

10 tahun setelah Olaudah Equiano meninggal pada bulan Maret 1797, praktik perbudakan di Inggris benar-benar dihapuskan.

Baca juga artikel terkait GOOGLE DOODLE atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Humaniora
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH