Menuju konten utama

OJK Sebut Lembaga Keuangan Triwulan I-2018 Terpantau Positif

Kinerja lembaga keuangan sepanjang triwulan I-2018 menunjukan hal positif.

OJK Sebut Lembaga Keuangan Triwulan I-2018 Terpantau Positif
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyampaikan pemaparan saat Konferensi Pers Akhir Tahun 2017 OJK di Jakarta, Kamis (21/12/2017). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyampaikan, kinerja lembaga keuangan sepanjang triwulan I-2018 menunjukan hal positif. Hal itu terlihat dari pertumbuhan penyaluran kredit perbankan yang berangsur pulih serta likuiditas yang masih memadai.

Selain itu, kata Wimboh, kemampuan bank dalam menghadapi risiko juga terjaga dengan baik. Hal itu tercermin pada rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 22,67 persen, yang masih dalam kategori aman.

Di sisi lain, cadangan penjaminan di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga secara konsisten menunjukkan tren pertumbuhan.

"Risiko kredit terpantau terkendali threshold [di bawah ambang batas aman] seiring dengan langkah konsolidasi kredit oleh perbankan. Sedangkan ada industri keuangan non-bank, permodalan perusahaan asuransi dan pembiayaan terjaga pada level yang cukup baik," ungkap Wimbo usai rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di kantor Bank Indonesia Jakarta pada Senin (30/4/2018).

Wimboh menyatakan, tekanan pada pasar modal akibat sentimen negatif pasar global juga dapat diredam oleh kinerja emiten yang terpantau masih stabil, seiring dengan meningkatnya persepsi investor atas prospek perekonomian.

"Volume kepemilikan saham oleh non-residen sedikit mengalami peningkatan

"Volume kepemilikan saham oleh non-residen sedikit mengalami peningkatan, meskipun secara nilai menurun akibat harga saham yang terkoreksi," ujarnya.

Peringkat Layak Investasi Indonesia

Faktor penyebab lainnya adalah peringkat layak investasi Indonesia dari Rating and Investment Information (R&I) yang meningkat menjadi BBB dengan outlook stabil.

"Dengan peningkatan tersebut, kini Indonesia berada pada satu tingkat lebih tinggi dari level Investment Grade sebelumnya. Optimisme atas prospek perekonomian Indonesia tersebut tercermin dari minat investor yang positif terhadap penerbitan surat berharga negara dan masih mencatatkan net buy," terangnya.

Ia mengatakan, OJK akan terus memantau dan mencermati stabilitas sektor jasa keuangan, terutama volatilitas di pasar saham dan kondisi likuiditas sektor jasa keuangan yang terdampak oleh gejolak eksternal.

Menurut dia, kapasitas sektor keuangan domestik juga masih cukup tinggi untuk mengakselerasi pertumbuhan pendanaan.

Sebagai upaya memperkuat daya tahan sektor perbankan, OJK juga telah memutakhirkan daftar bank sistemik yang ditetapkan sesudah berkoordinasi dengan Bank Indonesia.

"OJK mempersiapkan langkah-langkah antisipasi yang diperlukan, serta memperkuat koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait untuk memastikan bahwa lembaga jasa keuangan telah melakukan langkah-langkah mitigasi yang memadai sehubungan dengan peningkatan risiko di pasar keuangan, termasuk koordinasi pengawasan terhadap transaksi valas oleh perbankan," paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Halim Alamsyah mengatakan lembaganya akan turut bersinergi dengan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI) sebagai anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

"Terus memantau dan mencermati juga pergerakan simpanan masyarakat dan tingkat bunga simpanan, sebagai dampak potensi peningkatan kebutuhan dana untuk penyaluran kredit serta dampak faktor eksternal khususnya respons terhadap suku bunga global," ujar Halim.

Baca juga artikel terkait OJK atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto