Menuju konten utama

OECD Bakal Survei Ekonomi RI, Bantu Dongkrak Iklim Investasi

OECD akan melakukan survei ekonomi Indonesia. Langkah tersebut dilakukan untuk meningkatkan iklim investasi di Tanah Air.

OECD Bakal Survei Ekonomi RI, Bantu Dongkrak Iklim Investasi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan saat sosialisasi tentang Permendag Nomor 8 Tahun 2024 di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (18/5/2024).ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga/wpa.

tirto.id - Pemerintah mulai menyusun initial memorandum untuk kepada Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) sebagai bagian dari aksesi menuju keanggotaan penuh di organisasi tersebut. Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan OECD mendukung peningkatan iklim investasi di Tanah Air.

Hal itu disampaikan Airlangga usai mendampingi Presiden Joko Widodo bertemu Sekretaris Jenderal OECD, Mathias Cormann, di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (28/5/2024). Airlangga menuturkan saat ini proses aksesi Indonesia menjadi anggota tetap dan OECD akan berupaya mengembangkan regulasi sehingga dapat menciptakan iklim yang nyaman untuk berinvestasi di Tanah Air.

"OECD akan melakukan survei ekonomi Indonesia. Ini sebagai salah satu dukungan OECD bagaimana meningkatkan iklim investasi dan bagaimana Indonesia setara dengan negara OECD dalam mengembangkan regulasi, sehingga investor nyaman untuk menambah berinvestasi di Indonesia," kata Airlangga di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/5/2024).

Airlangga menyampaikan Presiden Joko Widodo telah menetapkan Keputusan Presiden tim nasional persiapan dan percepatan keanggotan Indonesia dalam OECD. Dalam Keppres tersebut, Jokowi menugaskan dua menterinya yaitu Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

"Tadi disampaikan oleh Bapak Presiden bahwa kita akan membentuk tim untuk itu dan juga mendorong bahwa aksesi OECD ini terintegrasi dengan rencana pembangunan jangka menengah Indonesia," kata Airlangga.

Airlangga membandingkan dengan sejumlah negara anggota OECD yang berhasil dalam menurunkan defisit setelah bergabung dengan OECD. Dia memberi contoh seperti Kosta Rika yang berhasil menurunkan defisitnya menjadi 5 persen.

"Padahal Indonesia jauh lebih rendah dari itu, Indonesia by-lownya sudah 3 persen," kata dia.

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menambahkan, partisipasi Indonesia untuk OECD sudah dimulai sejak 2007. Karena itu, di tahun ini, Suahasil, berharap Indonesia dapat menjadi anggota penuh dan memperoleh sejumlah manfaat dari OECD.

"Partisipasi Indonesia untuk OECD sudah cukup lama dan kita sekarang memulai proses menjadi anggota penuh," kata dia.

Salah satu target yang harus dicapai oleh Indonesia usai menjadi anggota penuh dalam OECD adalah pembuatan initial memorandum yang berisikan asesmen Indonesia terhadap situasi Indonesia.

"Saya yakin bahwa keanggotaan Indonesia akan jadi tambahan kebanggaan bukan saja untuk Indonesia tapi juga untuk OECD," kata Suahasil.

Baca juga artikel terkait INVESTASI atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Flash news
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Intan Umbari Prihatin